Jakarta, MEMANGGIL.CO -Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali mengguncang panggung geopolitik dunia setelah melancarkan serangkaian tindakan agresif dan ancaman militer terhadap tiga negara berdaulat: Venezuela, Kolombia, dan Nigeria. Langkah kontroversial tersebut menandai eskalasi tajam dalam kebijakan luar negeri Trump yang dinilai berisiko memicu krisis global baru.
Tindakan itu meliputi pengerahan kekuatan militer AS di Karibia Selatan, operasi rahasia CIA, pemutusan total bantuan ekonomi, serta ancaman intervensi militer di Afrika. Para pengamat menilai, manuver Trump ini berpotensi mengacaukan stabilitas kawasan—khususnya di wilayah penghasil minyak seperti Venezuela dan Nigeria.
Baca juga: Apa Itu Demokrasi? Yuk, Pahami Prinsip-Prinsip Utamanya
1. Venezuela: CIA Bergerak, Serangan Militer di Ambang Nyata
Ketegangan antara AS dan Venezuela kembali memuncak. Trump mengerahkan delapan kapal perang, satu kapal selam, dan pesawat tempur F-35 ke perairan Karibia Selatan dalam operasi yang diklaim menargetkan jaringan perdagangan narkotika yang dikaitkan dengan Presiden Nicolás Maduro.
Sedikitnya 32 orang dilaporkan tewas sejak operasi dimulai pada September 2025. Trump secara terbuka mengakui telah mengizinkan operasi rahasia CIA di Venezuela, bahkan memberi sinyal akan melancarkan serangan darat.
“Saya telah mengizinkan operasi rahasia CIA di Venezuela. Serangan darat mungkin akan menyusul,” tegas Trump.
Maduro membalas keras tuduhan itu, menuding AS sebagai “pembunuh yang berkeliaran di Karibia” dan menyebut tindakan Trump sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
2. Kolombia: Dicap "Gembong Narkoba", Bantuan AS Diputus
Kolombia, yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat Washington, kini justru menjadi target serangan diplomatik Trump. Ia menuding Presiden Gustavo Petro sebagai “gembong narkoba ilegal” dan memutus total bantuan AS bagi Kolombia.
Trump menilai pemerintah Petro gagal menghentikan produksi dan ekspor narkotika yang menurutnya “membunuh rakyat Amerika.” Petro tak tinggal diam. Ia menuntut AS bertanggung jawab atas tewasnya nelayan Kolombia akibat operasi militer di Karibia, sambil menyebut Trump “kasar” dan “bodoh tentang Kolombia.”
Baca juga: Jokowi Memanggil KH Ma'ruf Amin dan Jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, Ada Apa?
3. Nigeria: Ultimatum Militer Atas Tuduhan Genosida
Ketegangan juga meningkat di Afrika Barat setelah Trump mengancam akan memerintahkan “aksi militer cepat” terhadap Nigeria. Ia menuduh pemerintah negara itu melakukan pembiaran atas “pembunuhan terhadap umat Kristen.”
Selain ancaman militer, Trump juga berjanji akan memutus seluruh bantuan AS jika kekerasan tersebut tidak dihentikan. Namun, tuduhan itu langsung dibantah pemerintah Nigeria.
“Tidak ada genosida terhadap umat Kristen di Nigeria. Pemerintah justru menentang kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstremis,” tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Nigeria, Kimiebi Imomotimi Ebienfa.
Dunia Waspada Eskalasi Global
Baca juga: Lagi, 42 WN China Jaringan Love Scamming Ditangkap Polisi di Pulau Kasu Batam
Para analis politik internasional memperingatkan bahwa rangkaian tindakan Trump bisa memicu ketegangan geopolitik besar-besaran dan memperburuk hubungan AS dengan negara-negara berkembang. Langkah konfrontatif terhadap tiga benua sekaligus—Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Afrika—dinilai sebagai strategi berisiko tinggi yang dapat mengacaukan tatanan keamanan global.
“Jika ancaman ini berlanjut, dunia bisa menyaksikan munculnya kembali pola Perang Dingin dengan bentuk baru: perang sumber daya dan pengaruh,” ujar seorang analis dari Center for Strategic Studies, Washington.
Kata Kunci Google: Donald Trump, Venezuela, Kolombia, Nigeria, geopolitik global, ancaman militer AS, operasi CIA, Nicolás Maduro, Gustavo Petro, genosida Nigeria.
Editor : Wibowo