Hadiri Festival Memeden Gadhu, Pembina UKM KPN IAIN Kudus: Harus Dipertahankan

Reporter : Ma'rifah Nugraha
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Pecinta Nalar (KPN) IAIN Kudus menjadi volunteer festival Memeden Gadhu (Memanggil.co/lst)

MEMANGGIL.CO - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Pecinta Nalar (KPN) IAIN Kudus menjadi volunteer festival Memeden Gadhu yang ke-14 di Desa Kepuk, Bangsri, Kabupaten Jepara, Jumat - Senin, (1-5 Juni 2023).

Pembina UKM KPN, Prof Ihsan mengatakan Memeden Gadhu menjadi alternatif dalam membasmi hama di tanaman padi saat gencarnya berbagai pembasmian dengan cara yang tidak ramah.

Baca juga: Ranperda APBD Blora 2026 Disetujui, Optimalisasi PAD hingga Pembangunan Infrastruktur Jadi Sorotan Utama

Menurutnya, festival Memeden Gadhu hadir dengan simbol wacana pertanian dengan kearifan lokal.

“Ini adalah tradisi, adat, kebiasaan, rutinitas yang menjadi bagian dari ibadah,” katanya saat diwawancarai, Selasa (6/6/2023).

Kegiatan ini, lanjutnya, harus diambil oleh generasi-generasi selanjutnya agar bisa lestari.

“Kegiatan seperti ini itu harus bertahan dan dipertahankan, yang tidak pas, tidak perlu digagas,” tegasnya.

Dalam festival ini, UKM KPN mendelegasikan 9 orang diantaranya Muhammad Rokib, Marfu’atul Mahiroh, Astuti Rahayu, Nurul Hikmah, Ahmad Ditto, Muhammad Muhyiddin, Muhammad Kharis Ulin N, Natasya Zuliya P, dan Bimo Widjarnako.

"Dalam kegiatan festival Desa Kepoh, kami mengirimkan 9 perwakilan dari anggota UKM KPN IAIN Kudus," ucap Rokib, salah satu delegasi.

Baca juga: Blora Mantapkan Mutu Pendidikan Al-Qur’an: Insentif Guru TPQ Aman, Standar Kelulusan Santri Diperkuat

Rokib menjelaskan festival ini sangat menarik, sebab Memeden Gadhu (sebutan masyarakat Kepuk tentang hantu sawah) bukan ditempatkan di persawahan melainkan di depan perumahan.

“Berbeda dengan yang saya ketahui sebelumnya tentang hantu sawah. Di Desa Kepuk justru hantu sawah dipajang di setiap depan rumah masyarakat, bahkan diperlombakan. Sebagai upaya melestarikan kebudayaan yang sudah dibangun 14 tahun lamanya,” ujarnya.

Salah satu seniman, Rohmad Aryan mengatakan burung hantu yang diangkat sebagai icon festival Memeden Gadhu tahun ini tujuannya agar bisa dijadikan profil Desa Kepok.

Sebagai informasi, Pembina Yayasan Gerakan Masyarakat Peduli Tradisi dan Kebudayaan (Gamapetra), Sujatmiko mengatakan festival kali ini hasil dari gotong-royong masyarakat dan bantuan hasil bumi. Pemerintah Desa hanya memberikan sebesar 5 Juta.

Baca juga: Polda Jatim Kirim 8 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Sumatera: Wujud Empati, Gotong Royong, dan Kepedulian Tanpa Batas

Editor : Ma'rifah Nugraha

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru