MEMANGGIL.CO - Hari Raya Idul Adha banyak dimaknai dengan berbagai cara pandang yang beragam. Salah satunya dari perspektif sosial dimana pemaknaannya lebih hubungannya dengan masyarakat satu sama lain.
Adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Siswanto, yang mengaku Hari Raya Idul Adha, sebagai cara manusia (Islam) mengikuti ajaran Allah SWT. Dan praktik itu telah dilakukan dan dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Baca juga: BPN Blora Sebut Sertifikat Rumah yang Hilang Bisa Diganti, Asal Penuhi Syarat Ini
"Kita sebagai umat Muslim, tinggal mengikuti apa yang dicontohkan, beliau Nabi Ibrahim dan puteranya, yaitu Nabi Ismail," tegasnya pada Memanggil.co, Jumat (14/06/2024).
Dari apa yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, lanjut Siswanto, menyiratkan sebuah bentuk kesalehan sosial, juga kepedulian sosial lengkap dalam ajaran Islam. Karenanya hidup tidak bisa sendiri.
"Hidup harus berzakat, infaq, sodaqoh," tandas Wakil Ketua Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) Provinsi Jawa Tengah ini.
Makanya, lanjut Siswanto, proses hubungan bersosial itu, bisa dengan mengasihi manusia lain dalam bentuk bermacam ragam. Misalnya ketika Idul Adha datang, mereka yang secara ekonomi mampu, untuk berkurban.
Baca juga: Ramalan Zodiak Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces Hari Jumat 16 Mei 2025
"Memberi daging kurban, beras, uang, harta benda lain sesungguhnya adalah manifestasi dari karakter kita," tandasnya.
Berkurban bagi yang Mampu
Menurut Siswanto, secara nyata tidak semua orang punya kemandirian ekonomi dan kemapanan ekonomi yang sama. Bisa karena pola pikir, lingkungan atau karena pendidikan.Prinsip dasar yang diajarkan Islam itu, sangat jelas dan relistis. Misalnya, bagi orang-orang yang beruntung secara ekonomi, untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka yang kurang mampu. Atau dalam bahasa lain, menyisihkan sebagian rezekinya bagi yang berhak menerima.
"Karena Islam mengajarkan kita berbagi dan memberi, ucapnya.
Baca juga: Ramalan Zodiak Leo, Virgo, Libra dan Scorpio Hari Jumat 16 Mei 2025
Pada akhirnya, lanjut Siswanto, soal pahala, barokah dan ridho Allah adalah tujuan hidup kita. Tujuan kita adalah akhirat.
"Semakin kita berpikir akhir, Insya Allah urusan dunia kita dimudahkan Allah SWT," imbuhnya.
Editor : Redaksi