Imbas Pegawai Pajak Punya Harta Tak Wajar, Kamrussamad: Gempa Bumi Dahsyat Kemenkeu

memanggil.co
Ketua Umum BPP HIPKA Kamrussamad. (Memanggil.co/Ist)

MEMANGGIL.CO - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendapat pukulan telak setelah beberapa pegawai pajak diketahui memiliki harta yang dinilai tidak wajar. Imbasnya, publik merespons isu tersebut dengan mengglorifikasi gerakan boikot bayar pajak.

Menurut Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad, gerakan boikot bayar pajak perlu ditolak. Untuk menghentikan gerakan itu, Kemenkeu harus serius melakukan pembenahan internal terutama di Direktorat Jenderal Pajak.

Baca juga: Ranperda APBD Blora 2026 Disetujui, Optimalisasi PAD hingga Pembangunan Infrastruktur Jadi Sorotan Utama

"Kemenkeu mesti menuntaskan reformasi perpajakan. Ini peristiwa gempa bumi dahsyat yang dialami Kemenkeu, khususnya kepemimpinan Sri Mulyani selama delapan tahun," kata Kamrussamad, ditulis Kamis (16/03/2023).

Kepercayaan masyarakat terhadap institusi pajak sebenarnya sudah meningkat. Terbukti, tax ratio 2022 melampaui target. Hingga akhir Desember 2022 penerimaan pajak mencapai Rp1.716,8 triliun atau tembus 115,6�ri target sebesar Rp 1.485 triliun. Penerimaan pajak tumbuh 34,3% dibandingkan penerimaan tahun lalu.

Baca juga: Blora Mantapkan Mutu Pendidikan Al-Qur’an: Insentif Guru TPQ Aman, Standar Kelulusan Santri Diperkuat

Kamrussamad menegaskan, institusi perpajakan dan petugas pajak sangat penting untuk menjaga kepercayaan dari para wajib pajak.

"Apalagi pajak merupakan salah satu pilar utama pembangunan nasional,” ujarnya.

Baca juga: Polda Jatim Kirim 8 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Sumatera: Wujud Empati, Gotong Royong, dan Kepedulian Tanpa Batas

Sedangkan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata berharap tak ada lagi suara boikot bayar pajak. Dia mengimbau masyarakat tetap patuh membayar pajak, apalagi Maret sudah masuk bulan untuk penyampaian SPT.

"Jangan ada lagi suara-suara untuk melakukan pemboikotan pajak. Pajak sampai diboikot, kami enggak bisa kerja, termasuk dalam rangka untuk memperbaiki tata kelola pemerintah berbasis elektronik, semua butuh dana dan dana itu dari mana? Dari pajak," ujar Alexander.

Editor : Ahmad Adirin

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru