MEMANGGIL.CO - Bulan ramadan tinggal menghitung hari. Sejumlah harga kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengalami kenaikan.

Seakan menjadi tradisi, hal itu tentu juga dikeluhkan para pedagang lantaran tak sedikit omzet mereka dan daya beli masyarakat jadi menurun.

Seorang pedagang di Pasar Jepon, Musri (59) mengatakan, bahwa kenaikan harga sembako sudah biasa kalau mendekati datangnya bulan ramadan.

Contohnya saja harga cabai merah yang biasanya Rp25 ribu perkilogram, menjadi Rp75 ribu per kilogram.

"Regone bumbu mundak kabeh Mas, biasa nek arep riyoyo (Ramadan )," ungkapnya pada tim Memanggil.co, Sabtu (24/2/2024).

Ia juga mencontohkan bahan pokok lain. Seperti harga bawang merah yang biasanya Rp18 ribu perkilogram, sekarang naik menjadi Rp 30ribu perkilogram.

"Bawang putih yang awal mula harganya Rp23 ribu, sekarang menjadi Rp35 ribu perkilogramnya," ujar pedagang sembako yang ada di kios lapak Pasar Jepon tersebut.

Menurutnya, para pedagang banyak yang menaikkan harga kebutuhan pokok dikarenakan dari para tengkulak juga dinaikkan. Selain itu lantaran cuaca yang sekarang ini lagi musim penghujan juga menjadi faktor dari kenaikan seperti harga cabai.

"Para pedagang tidak berani mengumpulkan banyak stok cabai dikarenakan berisiko mudah busuk, sehingga akan terjadi kerugian," terang Musri.

Dikatakan Musri, selain dari pedagang yang mengeluhkan kenaikan harga sembako, para pembeli pun mengeluh yang biasanya beli cabai seperempat kilogram menjadi cuma 1 ons.

"Walah Mas, usum kajatan mapak poso malah mundak kabeh," ungkap salah satu pembeli yang sedang berbelanja.

Awak media ini juga mewawancarai salah satu pedagang sembako lain yang juga berdagang di Pasar Jepon. Seperti harga beras sudah naik menjadi Rp15 ribu - Rp17 ribu perkilogram.

Kemudian, untuk harga minyak dari Rp14 ribu perliter menjadi Rp16 ribu perliter dan harga telur naik dari Rp 24 ribu perkilogram menjadi Rp27 ribu perkilogram.

Dari semua kenaikan harga sembako di wilayah Jepon berimbas juga pada warung-warung di sekitar Pasar Jepon. Mereka mengurangi porsi bumbu atau bahan baku untuk kebutuhan warung agar pemasukan mereka tetap stabil dan usahanya masih dapat berjalan.

Editor: Redaksi