MEMANGGIL.CO - Polemik soal rencana pendirian kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Blora terus bergulir. Mulai dari kekhawatiran soal persaingan dengan kampus swasta lokal, beban APBD, hingga kini merembet ke penolakan hibah lahan.
Padahal jika kita mau sedikit jernih memandang, ada banyak manfaat dari kehadiran kampus negeri di Blora. Hanya saja, memang perlu pengaturan yang adil baik dari sisi lokasi maupun dampaknya terhadap ekosistem pendidikan yang sudah ada.
Salah satu tawaran solusi yang sempat saya sampaikan adalah mempertimbangkan lokasi alternatif di Kunduran, bukan di Blora Kota maupun Cepu. Bagi sebagian orang, ini terdengar terlalu "pinggiran". Tapi justru karena itu perlu dipertimbangkan.
Kunduran adalah Alternatif Strategis, bukan Asal
Selama ini pembangunan di Blora cenderung berat sebelah ke arah timur. Cepu sudah dikenal seantero negeri dengan sekolah migas, balai diklat, dan kampus-kampus swasta yang cukup mapan.
Ditambah lagi wacana untuk menjadikan Cepu Raya semakin semakin kencang disuarakan. Bahkan, di tengah wacana UNY ini, Cepu kembali disebut sebagai kandidat lokasi. Padahal, jika bicara pemerataan, wilayah barat seperti Kunduran juga berhak mendapat perhatian.
Apakah Kunduran tidak layak? Justru karena belum terlalu padat dan belum terlalu maju, maka wilayah ini punya ruang besar untuk tumbuh. Dengan hadirnya kampus negeri, ekonomi lokal akan bergerak, semangat belajar anak muda meningkat, dan kawasan yang sebelumnya luput bisa ikut berkembang.
PTS Lokal Juga Harus Diperhatikan
Di sisi lain, kekhawatiran dari kampus-kampus swasta lokal juga bukan tanpa alasan. Mereka sudah hadir puluhan tahun di Blora Kota, Jepon, dan Cepu. Persaingan langsung dengan kampus negeri bisa berdampak besar pada keberlangsungan mereka.
Maka itu, penting untuk memastikan agar kehadiran UNY tidak menyingkirkan yang sudah ada. Salah satunya ya dengan memilih lokasi yang tidak terlalu berdekatan.
Selain itu, pemerintah daerah juga bisa memberikan dukungan yang lebih serius kepada PTS lokal entah lewat insentif, program kolaborasi, atau promosi bersama.
Opsi Skema Hibah
Soal hibah lahan, muncul pertanyaan kenapa pemerintah daerah dulu bisa menghibahkan tanah ke instansi vertikal lain seperti kepolisian atau kejaksaan, tapi ketika menyangkut pendidikan justru dipermasalahkan. Padahal jika dilihat jangka panjang, dampak kampus negeri terhadap masyarakat jauh lebih luas baik dari sisi ekonomi, pengetahuan, maupun pembangunan manusia.
Toh hibah bisa dilakukan dengan syarat dan skema bertahap. Tidak harus besar-besaran, asal transparan dan akuntabel. Intinya, bukan soal boleh atau tidak, tapi bagaimana memastikan manfaatnya benar-benar kembali ke rakyat.
Mari Duduk Bersama, Bukan Saling Menolak
Blora punya kesempatan besar untuk naik kelas di bidang pendidikan tinggi. Tapi kesempatan ini jangan sampai rusak karena ego sektoral atau ketidakmampuan mencari titik temu.
Solusinya sederhana: tempatkan UNY di lokasi yang memberi dampak baru, bukan sekadar menumpuk di pusat. Lindungi juga kampus lokal yang sudah ada. Dan paling penting, lihat pembangunan ini sebagai milik seluruh Blora, bukan hanya satu-dua kecamatan.
Kalau semua pihak mau membuka ruang dialog, bukan tidak mungkin Blora bisa jadi contoh daerah yang berhasil menyeimbangkan kemajuan dengan keadilan wilayah.
Penulis adalah Ketua Umum Pengurus Cabang IKA-PMII Kabupaten Blora dan Sekretaris Lakpesdam PCNU Blora