MEMANGGIL.CO –Proyek peningkatan Jalan Genjahan–Turirejo di wilayah Jiken/Jepon, Kabupaten Blora, senilai Rp1,875 miliar dinilai berjalan lambat dan belum menunjukkan progres berarti, meski kontraknya telah berjalan hampir dua bulan sejak disepakati pada Agustus 2025.
Proyek pengaspalan sepanjang total 1.160 meter yang dikerjakan oleh CV Bumi Abadi Pratama ini dijadwalkan rampung pada pertengahan Desember 2025. Namun hingga kini, pelaksanaan di lapangan belum memperlihatkan hasil yang signifikan.
Saat dikonfirmasi, Budi, penanggung jawab proyek, mengakui adanya keterlambatan.
“Memang progresnya belum, Mas, ada keterlambatan. Hanya saja waktunya masih sampai Desember,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).
Lebih mengejutkan, Budi juga tidak mengetahui pasti sejauh mana progres fisik proyek berjalan.
“Wah, saya belum tahu, Mas,” katanya singkat saat ditanya mengenai capaian persentase pekerjaan, bahkan belum bisa memastikan apakah sudah mencapai 10% atau belum.
Budi berdalih bahwa tanggung jawab pelaksanaan telah dilimpahkan sepenuhnya kepada pelaksana lapangan, dan dirinya masih menunggu laporan terbaru.
“Saya tanyakan dulu perkembangannya. Dari saya sudah saya serahkan kepada pelaksana,” ujarnya.
Ia pun mengaku belum menerima laporan kendala dari pihak pelaksana.
“Saya tinggal menunggu laporan dari pelaksana, bagaimana jadwal mereka, dan apa kendala yang dihadapi. Saya belum dikabari,” tambahnya.
Meski demikian, Budi tetap optimis pengerjaan aspal dapat diselesaikan cepat sebelum batas waktu kontrak berakhir.
“Kalau aspal itu cepat. Yang penting nanti bisa dimaksimalkan dan hasilnya bagus,” katanya.
Sementara itu, proyek yang batas pengerjaannya sekitar 16 Desember 2025 ini kini menjadi sorotan publik karena belum ada kejelasan progres di lapangan.
Praktisi hukum dari Teras Hukum, Zaenul Arifin, menilai kondisi tersebut sebagai bentuk kelalaian kontraktor dan lemahnya pengawasan dari dinas terkait.
“Masak belum ada progres, walau 2 persen sekalipun, padahal sudah dua bulan berjalan,” ujarnya tegas.
Zaenul bahkan mendorong dinas terkait memutus kontrak apabila dalam dua bulan tidak ada aktivitas signifikan.
“Idealnya ya diputus kontrak. Jangan karena kenal dekat, kemudian dibiarkan saja. Desember tinggal sebentar lagi lo,” tegasnya.
Dengan waktu yang kian menipis, masyarakat berharap proyek peningkatan jalan ini tidak hanya dikebut menjelang tenggat waktu, tetapi juga tetap menjaga mutu pekerjaan dan transparansi anggaran.