Sukabumi, MEMANGGIL.CO – Polres Sukabumi tengah mendalami kasus dugaan bullying atau perundungan yang diduga menjadi pemicu tewasnya seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Korban berinisial A (14) ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya pada Selasa malam (28/10).
Kasatreskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, membenarkan bahwa pihaknya telah memulai penyelidikan setelah menerima laporan resmi dari keluarga korban.
“Kami baru menerima laporan dari keluarganya, langsung kami melakukan penyelidikan dugaan bullying,” ujar Iptu Hartono, Rabu (29/10).
Korban, siswi kelas VIII di MTsN 3 Kabupaten Sukabumi, pertama kali ditemukan oleh neneknya sekitar pukul 23.15 WIB. Saat itu, korban ditemukan tergantung dengan leher terikat kain di kusen pintu kamarnya. Di rumah tersebut hanya terdapat ibu dan nenek korban.
Tragedi ini semakin menyita perhatian publik setelah beredar luas sepucuk surat tulisan tangan yang diduga dibuat oleh korban sebelum mengakhiri hidupnya. Dalam surat itu, korban menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua, keluarga, serta guru-gurunya di sekolah. Ia juga menuliskan perasaan sakit hati akibat omongan dan sikap teman-teman sekelas yang diduga merundungnya.
Selain itu, korban sempat mengungkapkan keinginannya untuk pindah sekolah, namun keinginan itu terhalang oleh kondisi ekonomi keluarganya. Polisi saat ini tengah memastikan keaslian surat tersebut sebagai bagian dari proses penyelidikan.
Sementara itu, pihak sekolah melalui Kepala MTsN 3 Kabupaten Sukabumi, Wawan Setiawan, menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa tragis ini.
“Kami turut berduka cita. Almarhumah dikenal sebagai siswi yang aktif di sekolah, ikut Pramuka, dan bahkan menjadi petugas pengibar bendera pada hari Senin sebelum kejadian,” ungkap Wawan.
Menurut Wawan, pada hari kejadian, korban sempat mengikuti upacara Sumpah Pemuda di sekolah sebelum meminta izin pulang lebih awal karena alasan sakit perut. Ia menegaskan pihak sekolah tidak pernah menerima keluhan ataupun laporan adanya tindakan perundungan terhadap korban.
“Tidak ada keluhan atau aduan apa pun terkait tekanan dari teman-temannya. Sekolah kami ramah anak dan menolak segala bentuk kekerasan,” tegasnya.
MTsN 3 Kabupaten Sukabumi juga telah menggelar rapat internal dan menyatakan siap bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam proses penyelidikan.
“InsyaAllah kami akan kooperatif dan terbuka. Tidak ada yang ditutupi atau didramatisir,” tambah Wawan.
Hingga kini, tim penyidik Polres Sukabumi masih terus memeriksa sejumlah saksi, termasuk pihak keluarga, guru, dan teman-teman sekelas korban, guna mengungkap apakah benar ada unsur bullying di balik keputusan tragis yang diambil siswi berusia 14 tahun itu.