Blora, MEMANGGIL.CO — Di tengah sunyinya pembangunan di wilayah selatan Kabupaten Blora, warga Desa Jiken memilih bertindak sendiri. Tanpa menunggu alat berat dari pemerintah, mereka bergotong royong memperbaiki jalan desa yang rusak parah jalan yang empat tahun lalu dijanjikan akan diaspal sebagai bagian dari komitmen politik.

Aksi warga yang menggunakan alat sederhana itu bukan sekadar kerja bakti biasa. Di balik cangkul dan gerobak dorong, tersimpan rasa kecewa atas janji politik yang tak kunjung ditepati.

“Dulu dijanjikan jalan ini bakal diaspal kalau menang. Sekarang sudah empat tahun, tapi aspalnya cuma janji,” ujar salah satu warga Dusun Kalitengah, Selasa (11/11/2025).

Kekecewaan warga makin menguat setelah beredar kembali dokumen kontrak politik dan sosial antara H. Arief Rohman, M.Si. saat itu calon Bupati Blora dengan Sudaryanto, tokoh masyarakat Jiken.

Dalam kontrak tertanggal 2020 itu, pihak kedua berkomitmen memenangkan pasangan nomor urut 2 di wilayah Dusun Balongan dan Kalitengah dengan target 52% suara.

Sebagai imbalan, pihak pertama berjanji mengaspal jalan desa sepanjang 2,5 kilometer dan membangun jalan makadam 1,5 kilometer hingga perempatan Lemah Putih.

Namun, hingga memasuki akhir 2025, janji tersebut masih sebatas tulisan di atas kertas. Jalan penghubung antar-dusun kini berlubang dan berlumpur setiap kali hujan. Kondisi itu membuat akses pertanian dan ekonomi warga tersendat.

“Kalau tidak kami padatkan sendiri, mobil hasil panen bisa tergelincir. Kami tidak bisa menunggu lagi,” tambah warga lainnya.

Aksi perbaikan jalan secara swadaya ini menjadi bentuk protes moral terhadap pemerintah daerah. Bagi warga, janji politik bukan sekadar kesepakatan lisan, melainkan hutang kepercayaan publik.

Menariknya, munculnya kembali kontrak politik tersebut terjadi menjelang pemanasan Pilkada, ketika isu integritas dan konsistensi janji kampanye kembali menjadi sorotan publik.

Hingga berita ini diterbitkan, Bupati Blora H. Arief Rohman belum memberikan tanggapan resmi terkait keaslian dan tindak lanjut dari kontrak politik tersebut. Namun, di lapangan, warga Jiken telah lebih dulu menunjukkan sikapnya bekerja tanpa menunggu janji.