MEMANGGIL.CO - Politisi Partai Golkar Tri Ari Kusumawati mengaku sangat tertarik dengan ide Festival Jajanan Tradisional jika itu digelar di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Pasalnya, acara tersebut secara kedekatan menyentuh masyarakat sekaligus pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Festrival jajanan tradisional bisa menarik itu digelar di Blora, ujar Mbak Tri Ari, panggilannya pada Memanggil.co, ditulis Sabtu (22/07/ 2023).

Sepengetahuan Mbak Tri Ari, acara Festival Jajanan Tradisional pernah diadakan di Blora. Masyarakat ketika itu sangat antusias dan disisi lain, sangat positif untuk pemerintah daerah.

Karena secara tidak langsung dampaknya akan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dan para pelaku usaha di Blora.

Jelas bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, tandas politisi yang kini menjadi calon legislatif Daerah Pemilih (Dapil) I meliputi Kecamatan Blora Kota, Jepon, Bogorejo dan Jiken.

Sebenarnya, lanjut Mbak Tri Ari, makanan tradisional ini bisa dilestarikan dan ditempatkan dalam wadah tempat wisata daerah.

Karena itu sangat berpengaruh sekali dalam menjaga dan melestarikan budaya makanan tradisional.

Artinya, daerah-daerah wisata di Blora bisa untuk lokasi pengembangan makanan tradisional. Bingkisannya dibuat sedemikian rupa, jadi menarik dan mencirikan Kabupaten Blora.

Jadi kawasan wisata itu bisa jadi tempat promosi gratis makanan tradisional, imbuhnya.

[caption id="attachment_5974" align="aligncenter" width="1280"]Tri Ari Kusumawati (kanan). (Memanggil.co/Ist) Tri Ari Kusumawati (kanan). (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Menurut Mbak Tri Ari, banyak juga sekarang makanan tradisional yang dijual secara online dan bisa dijadikan makanan komoditi pangan selain nasi.

Contohnya, seperti tiwul, getuk, grontol, lepet, serabi, sambel pecel, dan pelbagai makanan lain.

Makanan tradisional yang sangat baik untuk kesehatan dan sebagai pengganti nasi, tandasnya.

Selain itu, lanjut Mbak Tri Ari, di dalam pemerintahan banyak sekali perlombaan kuliner tradisional yang dikompetisikan. Misalnya, digelar dengan kegiatan hari-hari tertentu, sehingga itu bisa bernilai tinggi.

Seperti kerjasama dengan ibu-ibu kader Posyandu, atau dengan ibu-ibu PKK kabupaten, kecamatan hingga tingkat desa, akan sangat menarik.

Misalnya makanan tradisional dikaitkan dengan peningkatan gizi anak. Hal ini bisa bersinergi, antara kegiatan Ibu-Ibu, UMKM dan mereka yang terelibat di kegiatan sosial kemasyarakatan.

Tentu sangat kita dukung ini, imbuhnya mengakhiri.