MEMANGGIL.CO Kedatangan Laksamana Cheng Ho di Lasem, salah satu kota pelabuhan di pesisir utara Jawa, bukan hanya meninggalkan jejak sejarah yang mendalam, tetapi juga memicu perkembangan pesat dalam perdagangan serta memperkaya akulturasi budaya.
Ekspedisi maritim yang dipimpin oleh Cheng Ho pada abad ke-15 membawa perubahan signifikan bagi Lasem, baik dari segi ekonomi maupun budaya.
Baca juga: Jejak Cheng Ho dan Juru Mudi di Pelabuhan Lasem
Cheng Ho dan Ekspedisi Maritim
Laksamana Cheng Ho, seorang Muslim keturunan Tionghoa, dikenal sebagai pemimpin ekspedisi maritim Dinasti Ming yang menjelajahi berbagai wilayah di Asia Tenggara, termasuk Nusantara, antara tahun 1405 hingga 1433.
Misi diplomatik dan perdagangan ini bertujuan memperkuat hubungan Tiongkok dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara, serta menyebarkan pengaruh politik dan ekonomi Tiongkok di wilayah tersebut.
Salah satu kota penting yang disinggahinya adalah Lasem, yang kala itu merupakan pusat perdagangan yang ramai.
Perkembangan Perdagangan di Lasem
Kedatangan Cheng Ho ke Lasem membawa dampak signifikan pada aktivitas perdagangan. Sebagai pelabuhan yang strategis, Lasem mulai berkembang menjadi salah satu jalur perdagangan utama antara Tiongkok dan Jawa.
Komoditas yang diperdagangkan antara lain sutra, porselen, dan rempah-rempah. Dengan semakin terjalinnya hubungan perdagangan, Lasem mengalami peningkatan ekonomi yang pesat.
Kehadiran Cheng Ho dan armadanya juga membuka peluang bagi pedagang lokal untuk memperluas jaringan dagangnya hingga ke wilayah Tiongkok.
Perkembangan perdagangan ini memperkaya kehidupan masyarakat Lasem, di mana para pedagang setempat mendapatkan akses terhadap barang-barang dari luar negeri.
Lasem pun dikenal sebagai pusat ekonomi yang penting pada masa itu, yang turut memperkuat posisinya di jalur perdagangan internasional.
Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa
Selain perdagangan, kedatangan Cheng Ho juga memicu terjadinya akulturasi budaya antara masyarakat Tionghoa dan Jawa di Lasem. Interaksi antara para pedagang dan pelaut Tionghoa dengan penduduk setempat memperkaya budaya lokal, menghasilkan perpaduan tradisi yang khas.
Salah satu wujud nyata akulturasi tersebut dapat dilihat dalam kesenian batik Lasem. Motif batik Lasem menggabungkan unsur-unsur budaya Tionghoa, seperti warna merah menyala dan motif naga, dengan elemen tradisional Jawa, menciptakan batik dengan corak yang unik.
Tak hanya dalam seni, akulturasi juga terjadi dalam arsitektur. Banyak bangunan berarsitektur Tionghoa di Lasem, termasuk kelenteng dan rumah-rumah tua, yang hingga kini masih berdiri kokoh sebagai saksi sejarah hubungan panjang antara Tionghoa dan Jawa.
Kelenteng Cu An Kiong, misalnya, merupakan kelenteng tertua di Jawa yang menjadi pusat keagamaan dan kebudayaan bagi komunitas Tionghoa di Lasem.
Pengaruh Agama dan Kehidupan Sosial
Selain membawa perubahan dalam perdagangan dan budaya, kedatangan Cheng Ho juga turut membawa pengaruh agama. Cheng Ho, yang merupakan seorang Muslim, berperan dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Meskipun pengaruh langsungnya di Lasem tidak tercatat secara rinci, kehadirannya diduga memperkuat jaringan penyebaran Islam di Jawa, terutama di wilayah pesisir yang menjadi pusat interaksi antarbudaya.
Interaksi sosial antara masyarakat lokal dan komunitas Tionghoa semakin memperkaya kehidupan sosial di Lasem. Harmoni dan toleransi antara kedua komunitas ini menjadi salah satu ciri khas Lasem, yang hingga kini dikenal sebagai kota dengan warisan multikultural yang kuat.
Peninggalan Sejarah Cheng Ho di Lasem
Jejak kedatangan Cheng Ho di Lasem masih dapat ditemukan hingga hari ini melalui peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya. Salah satu situs yang paling dikenal adalah Kelenteng Cu An Kiong, yang menjadi bukti penting keberadaan komunitas Tionghoa sejak masa lalu.
Selain itu, banyak bangunan tua berarsitektur Tionghoa yang masih bisa dijumpai di sekitar kawasan Lasem, menandai pentingnya kota ini dalam sejarah perjalanan maritim Tiongkok.
Tidak hanya dalam bentuk bangunan, warisan Cheng Ho juga terlihat dalam tradisi lokal. Budaya Tionghoa yang berkembang sejak kedatangan Cheng Ho menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Lasem hingga saat ini.
Kedatangan Cheng Ho di Lasem tidak hanya mencatatkan jejak sejarah yang mendalam, tetapi juga membawa dampak positif yang bertahan hingga kini. Melalui perdagangan dan akulturasi budaya, Cheng Ho memperkaya kehidupan masyarakat Lasem, menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat pertemuan antara budaya Tionghoa dan Jawa.
Hingga kini, warisan dari kunjungan Cheng Ho masih dapat dirasakan dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi Lasem yang multikultural.
Penulis: Alweebee
Editor: Anwar
Editor : Redaksi