BLORA, MEMANGGIL.CO - Di tengah derasnya arus informasi dan maraknya konten keagamaan yang bertebaran di dunia maya, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blora mengambil langkah strategis untuk menjaga arah dakwah tetap berada di jalur moderasi.
Melalui kegiatan Peningkatan Kualitas Siaran Keagamaan Islam Tingkat Kabupaten Blora Tahun 2025, Kamis (30/10/2025), Kemenag Blora mengajak para penyuluh dan penggerak majelis taklim agar terus menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Bertempat di Ruang Meeting RM Joglo Blora, suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh semangat.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Kantor Kemenag Blora beserta jajaran Bimas Islam, para Penyuluh Agama Islam, Ketua Majelis Taklim se-Kabupaten Blora, serta Pokja Majelis Taklim. Mereka datang dengan semangat yang sama, memperkuat narasi dakwah yang damai, sejuk, dan menenteramkan hati masyarakat.
Dalam arahannya, Kepala Kankemenag Blora menekankan bahwa dakwah di era digital tidak lagi cukup hanya disampaikan di mimbar atau pengajian tatap muka. Saat ini, dakwah harus mampu menjangkau ruang-ruang virtual di media sosial, platform streaming, hingga kanal digital lainnya.
"Siaran keagamaan harus menyesuaikan konteks masyarakat dan era digital. Penyampaian pesan yang inklusif, edukatif, dan menenangkan sangat dibutuhkan untuk mencegah persebaran konten keagamaan yang tidak sejalan dengan ajaran Islam,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pendataan lembaga keagamaan melalui penerbitan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) bagi majelis taklim.
Upaya ini bukan sekadar administratif, melainkan bentuk pengakuan dan perlindungan terhadap keberadaan lembaga dakwah di masyarakat. Hingga saat ini, sebanyak 200 SKT Majelis Taklim telah diterbitkan, sementara 283 lembaga lainnya masih dalam proses pengajuan.
Capaian ini menunjukkan komitmen serius Kemenag Blora dalam memperkuat eksistensi majelis taklim di wilayahnya.
Suasana diskusi menjadi semakin menarik ketika Siti Chomariyah, Ketua Muslimat Kabupaten Blora, membawakan materi tentang tata kelola organisasi majelis taklim yang efektif dan berdaya guna. Ia menekankan pentingnya majelis taklim untuk bertransformasi menjadi lembaga pembelajaran yang adaptif dan partisipatif.
Sementara itu, Nur Rohim dari BAZNAS Blora memaparkan strategi penyiaran dakwah yang adaptif di era digital, termasuk bagaimana memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan keislaman yang inspiratif dan mencerahkan.
Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi. Beberapa di antaranya bahkan mencatat ide-ide kreatif untuk diterapkan di majelis masing-masing. Diskusi berlangsung dinamis, dari cara mengemas konten dakwah pendek untuk media sosial, hingga bagaimana menyampaikan pesan keagamaan yang menyejukkan tanpa menyinggung perbedaan pandangan.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi ruang pembinaan, tetapi juga wadah silaturahmi antar-pelaku dakwah di Blora. Dari ruangan itu, lahir semangat baru untuk membawa dakwah yang lebih moderat, relevan, dan solutif bagi masyarakat.
Bagi Kemenag Blora, moderasi beragama bukan slogan, melainkan napas dalam setiap gerak pembinaan umat.
Dengan meningkatnya kualitas siaran keagamaan dan penguatan lembaga majelis taklim, diharapkan pesan-pesan Islam yang damai dan menenteramkan dapat terus mengalir, menyapa setiap hati, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari langgar di pelosok desa hingga ruang digital yang tanpa batas.