Pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945: Awal Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar Negara


Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni.(Foto: bpip)

MEMANGGIL.CO- Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila, yang merujuk pada momen bersejarah ketika Ir. Soekarno menyampaikan pidato monumental dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah, untuk pertama kalinya, konsep dan rumusan dasar negara Indonesia merdeka yang dikenal sebagai "Pancasila" dikemukakan kepada publik.

Asal Usul Pidato “Lahirnya Pancasila”

Baca juga:

Dikutip di laman Wikipedia, pidato bersejarah tersebut disampaikan oleh Ir. Soekarno secara spontan tanpa naskah tertulis. Baru kemudian, pidato itu diberi judul "Lahirnya Pancasila" oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI, dalam kata pengantar buku yang memuat naskah pidato tersebut dan pertama kali diterbitkan tahun 1947.

Pidato tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia karena untuk pertama kalinya Soekarno menyampaikan lima prinsip dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila.

Konteks Sejarah: Sidang BPUPKI dan Peran Jepang

Menjelang kekalahan Kekaisaran Jepang dalam Perang Pasifik, pemerintahan militer Jepang di Indonesia membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI sebagai upaya untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Sidang pertamanya berlangsung dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945 di Gedung Chuo Sangi In, yang kini dikenal sebagai Gedung Pancasila di Jalan Pejambon, Jakarta.

Pada hari terakhir sidang, 1 Juni 1945, Ir. Soekarno diberi kesempatan menyampaikan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia. Dalam pidatonya, Soekarno menyampaikan lima prinsip: kebangsaan, internasionalisme (perikemanusiaan), mufakat (demokrasi), kesejahteraan sosial, dan ketuhanan. Inilah yang menjadi cikal bakal Pancasila.

Dari Pidato ke Pengesahan: Peran Panitia Sembilan

Setelah pidato Soekarno, BPUPKI membentuk Panitia Sembilan, yang terdiri dari tokoh-tokoh nasional seperti Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Agus Salim, Wahid Hasyim, dan lainnya, untuk merumuskan kembali isi pidato menjadi dokumen resmi negara.

Baca juga:

Hasil kerja Panitia Sembilan tersebut dikenal sebagai Piagam Jakarta, yang kemudian menjadi dasar bagi Pembukaan UUD 1945. Akhirnya, pada 18 Agustus 1945, dalam sidang PPKI, rumusan Pancasila secara resmi disahkan sebagai dasar negara Indonesia.

Makna Mendalam dari Pidato “Lahirnya Pancasila”

Dalam kata pengantar naskah pidato, Dr. Radjiman menulis bahwa pidato Bung Karno mencerminkan jiwa dan semangat kemerdekaan yang tak bisa dikekang, bahkan di tengah penjajahan militer Jepang.

“Lahirnya Pancasila ini adalah suatu Rechtsideologie, suatu prinsip demokrasi yang telah berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan keluar secara spontan... Semoga Lahirnya Pancasila dapat dijadikan pedoman oleh bangsa dalam menyempurnakan kemerdekaan,” tulis Dr. Radjiman.

Baca juga:

Refleksi dan Relevansi Pancasila Hari Ini

Pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga tonggak utama ideologi bangsa. Pancasila tetap relevan sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara, menghadapi tantangan zaman seperti globalisasi, radikalisme, dan disintegrasi bangsa.

Memaknai Hari Lahir Pancasila dengan Semangat Persatuan

Pidato Ir. Soekarno yang mengawali lahirnya Pancasila adalah warisan intelektual dan ideologis yang patut dikenang dan diamalkan. Di tengah peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, mari kita meneladani semangat Bung Karno untuk menjaga persatuan, keadilan sosial, dan nilai-nilai kemanusiaan demi Indonesia yang lebih baik.

Editor :

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru