MEMANGGIL.CO - Blora Selatan yang dulu dikenal sebagai wilayah dengan keterbatasan akses transportasi, kini mulai menunjukkan geliat sebagai daerah penuh potensi. Berkat pembangunan infrastruktur dan sumber daya alam yang melimpah, wilayah ini siap menjadi bagian penting dalam pengembangan kawasan industri di Jawa Tengah.
Potensi yang besat itu, membuat Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., mengusulkan agar Kabupaten Blora dimasukkan dalam penetapan kawasan industri Jawa Tengah. Usulan tersebut telah disampaikan dalam rapat Konsultasi Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah bersama Pj. Gubernur Jateng dan Kementerian ATR/BPN, di Hotel Le Meridien, Jakarta Selasa, 2 April 2024 silam.
Baca juga: Ini Kiat Sukses Blora Raih Opini WTP dari BPK RI untuk ke-11 Kalinya
“Akses Blora menuju tol trans Jawa semakin baik. Setelah mendapatkan Inpres Jalan dari Presiden, kini Blora Selatan makin dekat ke exit toll Ngawi,” jelas Bupati Arief.
Blora Selatan Punya Potensi Gas Alam dan Pertanian
Wilayah Kradenan di Blora Selatan dikenal sebagai penghasil gas alam yang dikelola oleh Pertamina. Selama ini, gas tersebut disalurkan ke wilayah lain seperti Semarang dan Gresik, namun Blora belum mendapatkan manfaat maksimal dari kekayaan sumber daya ini.
“Kami hanya menonton saja. Kami ingin gasnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan industri di Blora,” tambah Bupati.
Selain gas, Blora Selatan juga memiliki potensi besar di sektor pertanian, khususnya sebagai lumbung padi. Pemerintah daerah terus mendorong pengembangan pertanian sebagai bagian dari ekonomi kerakyatan.
Selain di Kecamatan Kradenan, potensi pertanian juga terdapat di sejumlah desa di Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Randublatung dan di Kecamatan Cepu, terutama yang dilintasi Bengawan Solo. Daerah ini, kini pertaniannya relatif maju. Yaitu bisa tanam minimal dua kali dalam satu tahun. Limpahan air Bengawan Solo, dimanfaatkan warga untuk mengolah tanaah sawahnya untuk sektor pertanian. "Rata-rata, warga di Kedungtuban dan sekitarnya bisa tanam 2 kali dalam satu tahun," ujar Wartini, warga Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora.
Pembangunan Infrastruktur Jalan Jadi Prioritas 2024
Baca juga: Sapi Kurban Presiden Prabowo Disembelih di Desa Gempol Blora, Pinggir Hutan Kecamatan Jati
Pada tahun 2024, Pemkab Blora menargetkan pembangunan tiga ruas jalan melalui Inpres Jalan untuk memperbaiki konektivitas wilayah selatan. Peningkatan infrastruktur ini diharapkan membuka peluang investasi baru dan meningkatkan perekonomian lokal.
Bupati Arief juga menyampaikan keinginannya agar Blora masuk dalam Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Pusat Riset dan Industri Hilirisasi Sumber Daya Alam bersama Cilacap, Kebumen, Jepara, dan lainnya.
Langkah ini dinilai strategis untuk menarik investor nasional maupun internasional, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebelumnya Pj. Gubernur Jateng, Komjen. Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana, MM., menyatakan pentingnya perluasan kawasan industri ke wilayah tengah Jawa Tengah untuk mengurangi beban di jalur pantura.
Baca juga: Bupati Arief Rohman: Blora Menuju Kabupaten Organik, Wujud Pertanian Ramah Lingkungan
“Kami akan review agar RTRW dikaji ulang. Terima kasih atas masukannya, Pak Bupati Blora,” ucap Nana Sudjana.
Potensi Ekonomi Blora: Lebih dari Sekadar Gas
Selain gas dan pertanian, Blora juga memiliki kekayaan lain seperti hutan jati dan tambang batu gamping yang tersebar di berbagai kecamatan. Pemerintah daerah juga terus mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan sumber daya manusia yang unggul.
Transformasi Blora Selatan dari "jalur mati" menjadi wilayah potensial membuktikan bahwa dengan strategi pembangunan yang tepat dan sinergi antar-lembaga, daerah tertinggal pun bisa bangkit dan bersaing. Dengan dukungan infrastruktur, sumber daya alam, dan keberpihakan pemerintah, Blora bersiap menjadi magnet baru investasi industri di Jawa Tengah.
Editor : Sujatmiko