MEMANGGIL.CO - Pemerintah menaikkan kuota pupuk bersubsidi pada anggaran tahun 2024. Yaitu dari total 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.

Adanya penambahan ini, para petani diharapkan tak perlu risau terkait ketersediaan pupuk bersubsidi, sehingga dapat fokus meningkatkan produktivitas guna mewujudkan swasembada pangan.

Tapi banyaknya aturan yang berlaku dalam proses penebusan pupuk subsidi tambahan seperti di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ternyata membuat beberapa petani mengalami kesulitan.

Contohnya Winarti salah satu petani asal Desa Palon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Dirinya tidak bisa menebus kuota pupuk bersubsidi tambahan dikarenakan kartu taninya tiba-tiba tidak aktif.

"Saya tadi mau gesek nebus kuota pupuk tambahan, tapi kok kata pemilik Kios Pupuk Lengkap (KPL) kartunya tidak bisa alias kosong," ujarnya pada Memanggil.co, Selasa (16/7/2024).

Upaya KPL dan PPL Jepon

[caption id="attachment_17307" align="aligncenter" width="1280"] Suasana kantor PPL Jepon. (Memanggil.co/Dian Tega Pratama)[/caption]

Kemudian, pihak KPL mengarahkan Winarti untuk datang ke kantor Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) Jepon untuk melakukan pengecekan.

Sampai di kantor PPL Jepon, Winarti disambut dengan baik oleh petugas yang akrab disapa Atik. Lalu, perempuan asal Bogorejo ini menyajikan air minum gelasan beserta jagung rebus di mejanya sembari membuka aplikasi di laptopnya.

Benar saja setelah dicek ternyata kartu taninya Winarti tidak aktif. Lalu, Atik memberikan surat pengantar untuk diaktifkan kembali oleh pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) selaku penerbit kartu tani.

"Yang bisa mengaktifkan kembali itu dari pihak BRI karena mereka lah yang menerbitkanya. Jadi tugas PPL itu hanya sebatas pendaftaran elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK ) di masalah pupuk," ujarnya.

Kemudian, PPL membuat surat pengantar Winarti agar diserahkan kepada pihak BRI. Surat tersebut isinya merekomendasikan pengaktifan kartu tani kembali.

"Semoga berjalan lancar di BRI nya" ujarnya sambil menyantap jagung rebus di mejanya.

Itulah sekelumit cerita tentang keruwetan kartu tani dan proses penyaluran pupuk bersubsidi.

Adanya permasalahan sepeti di atas, diharapkan PPL dan KPL untuk terus saling bekerjasama dan berjibaku membantu petani.