MEMANGGIL.CO - Penyakit cacar monyet atau Mpox merupakan penyakit menular yang semakin mendapat perhatian global. Secara global, jumlah kasus mencapai 99.176 dengan 88 kasus terkonfirmasi di Indonesia.
Dengan meningkatnya kasus Mpox, penting bagi setiap daerah untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Di Kabupaten Blora, meskipun belum ada kasus Mpox yang terdeteksi, Dinas Kesehatan setempat mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran penyakit ini.
Saya mengimbau kepada masyarakat Blora agar selalu waspada terhadap penyakit Mpox (cacar monyet), meskipun penyakit ini belum mewabah di Blora, ujar Kepala Dinas Kesehatan Blora, Edi Widayat, Kamis (12/9).
Dijelaskan, mpox atau cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Monkeypox yang merupakan bagian dari genus Orthopoxvirus.
Edi Widayat menegaskan bahwa meski virus Mpox tidak dianggap sangat berbahaya, penularannya dapat terjadi melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi.
Masyarakat diimbau untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer sebelum dan setelah beraktivitas, jelasnya.
Untuk mencegah penularan, Edi juga mengingatkan pentingnya meningkatkan imunitas tubuh serta menjaga kebersihan secara konsisten.
"Setiap orang berisiko tertular penyakit jika tidak menerapkan PHBS," tambahnya.
Gejala umum yang dirasakan penderita Mpox antara lain sakit kepala, demam tinggi (lebih dari 38 derajat Celsius), pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit punggung, lemas, dan munculnya lesi kulit yang berisi cairan atau nanah.
Edi Widayat mengatakan Dinas Kesehatan Blora tetap melakukan langkah antisipasi sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pihaknya telah menyiagakan fasilitas layanan kesehatan, terutama Puskesmas.
Jika ada yang mengalami demam, panas, dan muncul bercak-bercak di kulit, segera lakukan pengobatan di Puskesmas. Jangan mencoba mengonsumsi obat tanpa resep dokter, tandas Edi mengakhiri.