MEMANGGIL.CO - Perselingkuhan atau cheating, tetap menjadi isu yang selalu hangat diperbincangkan. Dari dulu hingga sekarang, banyak orang merasa tidak nyaman dan terganggu jika mendengar kata ini.

Di era digital yang serba terhubung seperti sekarang, perselingkuhan menjadi semakin rumit, dengan banyak faktor baru yang muncul, salah satunya adalah peran media sosial. Media sosial yang awalnya hanya digunakan untuk bersenang-senang dan berbagi cerita kini dapat menjadi bumerang bagi hubungan, lho.

Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang bisa memicu seseorang untuk berselingkuh, termasuk peran media sosial yang kini tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, artikel ini juga akan mengulas dampak-dampak perselingkuhan, tidak hanya bagi mereka yang berselingkuh dan pasangan mereka, tetapi juga bagi hubungan secara keseluruhan. Yuk, simak selengkapnya!

Faktor Penyebab Perselingkuhan

1. Faktor Biologis

Pada tingkat paling dasar, perselingkuhan dapat dipengaruhi oleh faktor biologis. Teori evolusi menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan alami untuk mempertahankan gen mereka.

Hormon-hormon seperti testosteron bisa meningkatkan dorongan untuk mendekati orang lain di luar pasangan. Meski alasan ini mungkin tidak lagi relevan di zaman sekarang, dorongan biologis ini tetap ada dalam beberapa kasus, yang menjelaskan kenapa perselingkuhan bisa terjadi.F

2. Faktor Psikologis

Dari sisi psikologis, alasan utama perselingkuhan sering kali berkaitan dengan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Seseorang yang merasa kurang dihargai atau kurang perhatian dari pasangannya bisa mencari kenyamanan emosional di luar.

Ini bisa terkait dengan rasa kepercayaan diri yang rendah atau masalah pribadi lainnya yang membuat seseorang ingin membuktikan diri dengan mendekati orang lain. Faktor psikologis ini juga bisa muncul ketika seseorang tengah mengalami krisis identitas atau stres berat.

3. Faktor Sosial dan Budaya

Selain faktor internal, pengaruh faktor sosial dan budaya juga tak bisa diabaikan. Budaya tempat seseorang tumbuh besar sangat mempengaruhi cara mereka memandang hubungan, termasuk soal kesetiaan.

Di beberapa budaya, perselingkuhan mungkin dianggap biasa atau bahkan diterima, sementara di budaya lain, ini dianggap tabu.

Selain itu, perubahan peran gender dan kesetaraan, seperti semakin banyaknya perempuan yang aktif bekerja, juga dapat mengubah dinamika hubungan, yang pada gilirannya bisa menimbulkan ketidakseimbangan yang menjadi pemicu perselingkuhan.

4. Media Sosial sebagai Pemicu

Media sosial kini menjadi faktor utama yang memperburuk masalah perselingkuhan. Awalnya, interaksi di media sosial seperti mengirim pesan atau berbincang di kolom komentar mungkin terasa sepele, namun lama kelamaan bisa berkembang menjadi kedekatan yang lebih dalam.

Media sosial memberikan akses mudah untuk berinteraksi dengan banyak orang, termasuk mereka yang mungkin memiliki minat serupa atau terlihat lebih menarik di profil mereka.

Selain itu, media sosial memudahkan seseorang untuk tergoda karena semua interaksi tersedia di depan mata.

Banyak orang yang merasa hubungan mereka "gitu-gitu aja" dan mencari keseruan di luar. Dari sinilah, seringkali muncul yang disebut perselingkuhan emosional, yaitu kedekatan emosional dengan seseorang di luar pasangan, meski tidak selalu disertai dengan kontak fisik.

Fitur-fitur seperti stories atau posts yang bisa diatur menjadi privat juga memungkinkan orang untuk menyembunyikan interaksi mereka dari pasangan. Ini membuat perselingkuhan menjadi lebih tersembunyi dan sulit terdeteksi.

Dampak Perselingkuhan

Perselingkuhan dapat membawa dampak besar, tidak hanya bagi orang yang berselingkuh dan pasangannya, tetapi juga bagi hubungan itu sendiri.

1. Dampak Emosional bagi Korban

Orang yang dikhianati sering kali merasa marah, kecewa, dan sakit hati. Rasa tidak aman yang muncul dapat membuat mereka sulit mempercayai lagi, tidak hanya kepada pasangannya, tetapi juga kepada orang lain. Dalam jangka panjang, efek ini bisa menyebabkan rasa rendah diri dan bahkan trauma emosional.

2. Dampak pada Pelaku Perselingkuhan

Sementara itu, pelaku perselingkuhan mungkin merasa puas sesaat, tetapi perasaan bersalah sering datang setelahnya. Ada rasa malu, cemas ketahuan dan bahkan penyesalan. Hal ini dapat menimbulkan konflik batin yang tidak menyenangkan.

Jika perselingkuhan akhirnya terbongkar, kehilangan kepercayaan pasangan bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan bagi pelaku juga.

3. Dampak pada Hubungan Secara Keseluruhan

Perselingkuhan cenderung merusak kestabilan hubungan, terutama karena kepercayaan yang sudah rusak. Setelah perselingkuhan terungkap, hubungan sering kali tidak bisa kembali seperti semula.

Meski beberapa pasangan memilih untuk bertahan, proses pemulihan dan mengembalikan kepercayaan memerlukan waktu yang lama dan sering kali tidak berhasil. Dalam beberapa kasus, lebih baik mengakhiri hubungan karena dampak perselingkuhan yang sudah terlalu besar.

Apakah Media Sosial Selalu Buruk untuk Hubungan?

Tidak selalu. Media sosial sebenarnya bisa menjadi hal positif jika digunakan dengan bijak. Banyak pasangan yang berhasil mengelola penggunaan media sosial mereka dengan baik dan tetap menjaga saling percaya. Bahkan, media sosial dapat digunakan untuk komunikasi yang lebih baik atau berbagi momen-momen seru.

Namun, pasangan perlu menetapkan batasan yang jelas terkait penggunaan media sosial agar tidak terjadi salah paham. Misalnya, sepakat untuk tidak mengirim pesan pribadi kepada orang lain tanpa alasan yang jelas atau terbuka tentang siapa saja yang sering berinteraksi di media sosial mereka. Batasan-batasan kecil ini dapat membantu menjaga hubungan tetap sehat dan menghindari masalah yang tidak diinginkan.

Penulis: Alweebee

Editor: Anwar