MEMANGGIL.CO - Lobster sering kali dianggap sebagai makanan mewah dan bernilai tinggi, namun banyak orang khawatir akan kandungan kolesterolnya.

Sering kali, kekhawatiran ini membuat sebagian orang ragu untuk menikmati lobster, terutama mereka yang menjaga kadar kolesterol demi kesehatan jantung.

Namun, informasi terbaru dari ahli gizi menunjukkan bahwa kolesterol pada lobster sebenarnya lebih rendah daripada telur.

Menurut Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, M.S, seorang ahli gizi, kolesterol pada lobster tidak setinggi yang diperkirakan oleh banyak orang. Dalam setiap 100 gram lobster, terdapat sekitar 7090 mg kolesterol.

Sebagai perbandingan, satu butir telur (sekitar 50 gram) mengandung 186 mg kolesterol, hampir dua kali lipat dari kandungan kolesterol pada lobster. Hal ini menunjukkan bahwa, jika dikonsumsi dengan bijak, lobster dapat menjadi pilihan protein yang lebih ramah kolesterol dibandingkan telur.

Mengapa Lobster Memiliki Kolesterol Lebih Rendah dari Telur?

Faktor utama yang menyebabkan perbedaan kandungan kolesterol antara lobster dan telur terletak pada komposisi gizi keduanya. Lobster kaya akan protein, vitamin B12, dan mineral seperti zinc dan fosfor yang mendukung fungsi tubuh, terutama sistem saraf dan metabolisme.

Sementara itu, telur juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, terutama kaya akan kolesterol alami karena fungsi biologisnya sebagai sumber energi dan nutrisi bagi embrio.

Meski begitu, kolesterol dalam lobster tetap ada, tetapi tidak selalu berdampak negatif jika dikonsumsi secara moderat. Ahli gizi menyarankan agar konsumsi lobster disertai dengan sayuran tinggi serat seperti bayam atau sawi. Serat dari sayuran dapat membantu mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan, sehingga menurunkan risiko penyerapan kolesterol berlebih dalam tubuh.

Sebagai sumber protein dan nutrisi, lobster menawarkan beragam manfaat kesehatan. Selain protein yang berkualitas tinggi, lobster mengandung zat besi yang bermanfaat dalam pembentukan hemoglobin, yang sangat penting bagi penderita anemia atau mereka yang memiliki kebutuhan zat besi tinggi. Lobster juga mengandung asam lemak omega-3, yang mendukung kesehatan jantung dan fungsi kognitif.

Namun, perlu dicatat bahwa lobster adalah hewan laut yang rentan terpapar polusi merkuri, terutama di laut yang tercemar. Merkuri dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh lobster dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi makanan laut yang terpapar merkuri.

Ini sangat berisiko, terutama bagi ibu hamil, karena merkuri dapat memengaruhi perkembangan saraf dan otak pada janin. Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar konsumsi lobster dibatasi, misalnya 12 kali per minggu, untuk mengurangi risiko paparan merkuri yang tinggi.

Lobster sebenarnya menawarkan beberapa manfaat kesehatan. Kandungan proteinnya yang tinggi dan rendah lemak jenuh membuatnya ideal bagi mereka yang ingin menjaga pola makan seimbang. Vitamin B12 dalam lobster mendukung kesehatan saraf dan pembentukan sel darah merah. Mineral seperti zinc berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh, sementara fosfor mendukung kesehatan tulang dan gigi.

Di sisi lain, konsumsi lobster yang berlebihan, terutama tanpa disertai makanan pendukung seperti sayuran tinggi serat, dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol. Untuk menjaga keseimbangan, disarankan untuk mengombinasikan lobster dengan variasi makanan laut lainnya seperti ikan atau udang, serta asupan sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa tubuh mendapatkan nutrisi yang seimbang, tanpa paparan kolesterol dan merkuri yang berlebihan.

Ada banyak anggapan bahwa semua kolesterol bersifat buruk, namun kenyataannya tidak sepenuhnya demikian. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk hormon, vitamin D, dan zat lain yang penting bagi fungsi tubuh.

Namun, kolesterol jahat (LDL) dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sebaliknya, kolesterol baik (HDL) membantu mengangkut kolesterol dari bagian tubuh lain kembali ke hati, di mana kolesterol ini dipecah dan dibuang dari tubuh.

Makanan seperti lobster, jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dan dengan pola makan seimbang, tidak akan memberikan dampak negatif signifikan pada kadar kolesterol dalam tubuh. Sebaliknya, lobster dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang, terutama jika dipadukan dengan makanan rendah lemak dan kaya serat.

Dibandingkan dengan telur, lobster memiliki kandungan kolesterol yang lebih rendah, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi bagi mereka yang menjaga kadar kolesterol.

Meski demikian, seperti halnya makanan laut lainnya, lobster sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan diimbangi dengan asupan serat dari sayuran. Dengan pola konsumsi yang seimbang, lobster bisa menjadi pilihan makanan laut yang lezat, sehat, dan aman.

Secara keseluruhan, lobster dapat menjadi bagian dari diet sehat, selama konsumsinya tidak berlebihan dan disertai pola makan yang kaya serat. Ini akan membantu mengurangi risiko kolesterol tinggi dan paparan merkuri yang mungkin terjadi.

Penulis: Alweebee

Editor: Anwar