MEMANGGIL.CO - Di balik setiap tindakan medis darurat, seperti operasi melahirkan atau kecelakaan berat, ada satu elemen vital yang sering luput dari sorotan, yaitu ketersediaan darah. Di RSUD dr. R. Soetijono Blora, kebutuhan ini ditangani oleh Unit Transfusi Daerah (UTD) melalui layanan Bank Darah yang terus siaga 24 jam.
Direktur RSUD Blora, dr. Puji Basuki, menjelaskan Bank Darah merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit, bekerja erat dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Blora. Perannya tak tergantikan, terutama dalam kondisi-kondisi yang memerlukan pasokan darah secara mendadak.
Operasi yang sifatnya darurat tidak bisa ditunda karena alasan stok darah. Karena itu, Bank Darah kami harus siap kapan saja, ujar dr. Puji, ditulis Sabtu (19/04/2025).
Meski kebutuhan darah bersifat tak terduga, RSUD Blora mengklaim mampu mengatasi potensi kelangkaan. Ini berkat jaringan distribusi yang telah dibangun, tak hanya dengan PMI lokal tetapi juga dengan unit transfusi darah di kota lain seperti Rembang hingga Semarang.
Kalau di Blora stok terbatas, kami bisa segera menghubungi jaringan luar kota. Sistemnya sudah tertata, jelasnya.
Selain itu, saat kondisi benar-benar mendesak, pihak rumah sakit juga menggerakkan solidaritas kemanusiaan. Keluarga pasien hingga karyawan RSUD pun turut dihubungi untuk menjadi pendonor darah sukarela. Model kolaboratif ini menjadi solusi cepat dalam memenuhi kebutuhan darah yang mendesak.
Kami seringkali mengandalkan reaksi cepat dari lingkungan rumah sakit dan masyarakat sekitar. Ini jadi bentuk nyata solidaritas saat nyawa seseorang dipertaruhkan, ungkap dr. Puji.
Namun, ia tak menampik bahwa ada tantangan dalam penyediaan darah, terutama untuk golongan tertentu seperti AB yang tergolong langka. Dalam kondisi seperti ini, distribusi dan respons cepat dari jejaring menjadi sangat krusial.
Golongan darah AB memang kerap harus menunggu. Tapi prinsip kami jelas, pasien tidak boleh menunggu terlalu lama, tambahnya.