MEMANGGIL.CO Serangan hama tikus yang terus merugikan para petani di Kabupaten Blora mendorong Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora untuk meluncurkan gerakan pengendalian tikus berbasis ekologi.

Salah satu langkah inovatif yang ditempuh adalah dengan pembangunan rumah burung hantu sebagai predator alami hama tikus.

Kepala DP4 Kabupaten Blora, Ngaliman, mengatakan bahwa pihaknya menggerakkan berbagai elemen, termasuk kolaborasi dengan pemerintah desa dan lembaga terkait, untuk menyukseskan program ini.

Salah satunya melalui dukungan program CSR dari Pertamina yang telah membantu membangun sejumlah rumah burung hantu di beberapa wilayah.

Kita gerakkan apa yang bisa kita lakukan. Seperti kemarin ada CSR dari Pertamina yang mendukung pembangunan rumah burung hantu. Tapi jumlahnya masih sangat kurang. Maka dari itu, kami terus mendorong gerakan pembuatan rumah burung hantu di setiap desa. Selain itu kan DP4 juga turut membangun rumah burung hantu melalui program dinas meskipun dengan jumlah terbatas, ujar Ngaliman, ditulis Jumat (9/5/2025).

Ia menjelaskan, berdasarkan pedoman dari Kementerian Pertanian, idealnya satu rumah burung hantu disediakan untuk setiap hektare lahan sawah. Karena itu, DP4 menargetkan setiap desa di Blora memiliki rumah burung hantu agar populasi tikus dapat dikendalikan secara alami dan berkelanjutan.

Menurutnya, Ini sejalan dengan hasil penelitian dari Kementerian Pertanian yang menunjukkan bahwa burung hantu sangat efektif dalam mengendalikan populasi tikus.

Adapun salah satu desa yang sudah bergerak aktif adalah Desa Gondel Kecamatan Kedungtuban. Dikatakan, Desa Gondel telah membangun sekitar 125 rumah burung hantu secara swadaya.

Apakah Rumah Burung Hantu dengan Burungnya?

Burung hantu itu masih banyak berkeliaran di desa, hanya saja mereka belum memiliki tempat tinggal. Jadi kalau kita sediakan rumahnya, mereka akan datang sendiri secara alami, jelas Ngaliman.

Kendati demikian, DP4 juga merencanakan penyediaan burung hantu secara langsung dalam jumlah terbatas untuk memastikan efektivitas program.

Setelah tahap pembangunan, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memetakan rumah burung hantu yang telah dihuni dan yang belum.

Selain pendekatan ekologis, DP4 juga melakukan edukasi kepada masyarakat melalui spanduk dan kampanye.

Gerakan ini tidak pernah kami tinggalkan. Kami terus mengajak petani aktif dalam pengendalian hama. Jangan sampai burung hantunya saja yang bekerja, sementara petaninya diam, tegas Ngaliman.