MEMANGGIL.CO - Pemerintah menggulirkan lima paket stimulus ekonomi senilai total Rp24,44 triliun untuk menjaga daya beli masyarakat dan menstabilkan perekonomian nasional di tengah tekanan global.
Langkah ini diumumkan usai rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, dilansir Kamis (19/6/2025).
Stimulus ekonomi ini digelontorkan untuk periode Juni–Juli 2025, dan terdiri atas dana sebesar Rp23,59 triliun dari APBN dan Rp850 miliar dari non-APBN.
Ada lima kebijakan utama dalam paket ini, yakni:
1. Diskon transportasi
2. Insentif tarif tol
3. Penebalan bantuan sosial
4. Subsidi upah
5. Diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Genjot Konsumsi, Jaga Momentum
Direktur Jenderal Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, menyebut stimulus ini jadi strategi kunci untuk menjaga konsumsi masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah.
“Kita lihat bahwa masyarakat punya kebutuhan di bulan Juni dan Juli, jadi kita lakukan stimulus untuk supaya masyarakat melakukan konsumsi lebih percaya diri,” ujarnya.
Tekanan global membuat ekonomi dunia, termasuk Indonesia, melambat di awal 2025. Meski begitu, Indonesia masih mencatat pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 4,87%.
Namun pemerintah tak ingin momentum ini melambat. Apalagi Juni–Juli bertepatan dengan libur sekolah dan awal tahun ajaran baru periode konsumsi meningkat.
“Jadi, kita harus bisa, walaupun IMF bilang (pertumbuhan ekonomi) kita akan ada di 4,7%. Kita akan terus usahakan ini menuju ke sekitar 5%,” tegas Febrio.
Rincian Stimulus
Berikut rincian dari alokasi stimulus ekonomi:
- Diskon transportasi umum: Rp940 miliar dari APBN
- Diskon tol 20%: untuk 110 juta pengguna
- Penebalan bansos: Rp11,93 triliun bagi 18,3 juta KPM
- Subsidi upah: Rp10,72 triliun, diberikan kepada pekerja formal
- Diskon iuran JKK: 50% untuk 2,7 juta pekerja di industri padat karya
Menurutnya, perang dagang ini dampak terutamanya adalah ke sektor yang menghasilkan ekspor dan terutama adalah yang labor intensif.
"Jadi kita melihat ada tekanan di sana. Makanya kita berikan bantuan subsidi upah terutama untuk pekerja formal supaya diberikan ruang bagi mereka. Satu, untuk pekerjanya bisa mendapatkan tambahan Rp600.000 per pekerja," ujarnya.
"Lalu juga perusahaannya bisa punya ruang untuk bernafas karena ini memang masih akan cukup panjang challenge yang harus kita hadapi ke depan,” jelas Febrio.
Dampaknya Bisa Cegah Pengangguran & Kemiskinan
Febrio mengatakan bahwa efek dari stimulus ini tidak hanya mendorong konsumsi, tapi juga berdampak langsung terhadap angka pengangguran dan kemiskinan.
“Dari hasil analisis dampak, setidaknya pemberian stimulus diperkirakan dapat menyelamatkan sekitar 700 ribu orang dari kemiskinan dan mencegah sekitar 300 ribu orang dari menjadi pengangguran,” ujarnya.
Rebound Konsumsi Kuartal II
Sementara itu, Ekonom dan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Fithra Faisal Hastiadi, menilai lima paket stimulus ini berpeluang kuat mendongkrak pertumbuhan konsumsi di kuartal II-2025.
“Kita ingin melakukan normalisasi pertumbuhan ekonomi sehingga kuartal II (2025) itu bisa rebound, segera belanja. Nah, itu yang dilakukan,” ujarnya.
Ia menyebut, dibanding diskon listrik yang hanya mendorong konsumsi 4,89% pada kuartal I, kombinasi bansos dan subsidi upah dalam paket baru ini akan memberikan daya dorong yang lebih besar ke sektor konsumsi.