MEMANGGIL.CO – Dalam suasana kemeriahan Dies Natalis Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ke-61, kampus tersebut menggelar sebuah perhelatan seni budaya akbar berupa pagelaran wayang kulit dengan lakon "Baladewa Mbangun Praja".
Acara yang terselenggara berkat sinergi apik antara Unesa dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur ini dilaksanakan di Halaman Rektorat Unesa Kampus 2, Lidah Wetan, Surabaya, pada Jumat malam (26/9/2025).
Dalam kesemptan itu, Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Unesa, Martadi, menjelaskan bahwa pagelaran ini merupakan buah kerja sama antara dua kepentingan yang saling mendukung.
"Kegiatan hari ini merupakan gelar bersama antara Unesa dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini Dinas Bakesbangpol. Teman-teman Bakesbangpol memiliki agenda untuk memupuk rasa kebangsaan di tanah air bagi generasi muda melalui kearifan lokal, salah satunya kesenian wayang," kata Martadi ditemui memanggil.co di sela acara Pagelaran Wayang.
Sementara itu, Unesa, yang sedang merayakan Dies Natalis dan dikenal memiliki tiga keunggulan utama, yakni Olahraga, Disabilitas, dan Seni Budaya menjadikan wayang kulit sebagai wujud nyata komitmen Unesa
"Pagelaran hari ini adalah upaya untuk konservasi, pelestarian, sekaligus dinamisasi bagaimana seni budaya tradisional harus kita kenalkan kepada para mahasiswa, anak-anak muda, dan sekaligus kita kembangkan. Tujuannya agar mereka memiliki kecintaan terhadap seni budayanya," ujarnya.
Ia menambahkan, wayang tidak hanya sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan kecintaan kepada budaya bangsa serta negara kepada generasi muda. Unesa sendiri memiliki rekam jejak konsisten dalam melestarikan wayang; ini adalah kali ketiga pagelaran serupa dalam dua tahun terakhir, meskipun kolaborasi penuh dengan Bakesbangpol merupakan yang pertama kali untuk format wayang kulit.
Lakon yang dibawakan oleh Ki Dalang Cahya Kumara, yang merupakan kolaborasi penuh dari Bakesbangpol, adalah "Baladewa Mbangun Praja". Martadi menjelaskan bahwa lakon ini mengandung makna filosofis yang mendalam, selaras dengan semangat kolaborasi saat ini.
"Baladewa Mbangun Praja itu intinya adalah bersama-sama, bekerja sama untuk membangun negara (praja). Ini adalah representasi kolaborasi semua elemen untuk berkomitmen bersama dalam membangun Indonesia yang kuat," ungkap Martadi.
Sementara ditempat yang sama, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur, Eddy Supriyanto, menyambut baik sinergi ini.
Menurutnya, kegiatan ini sangat tepat dilaksanakan di lingkungan Unesa yang banyak mendidik calon guru, sehingga bekal wawasan kebangsaan dan budaya dapat tersampaikan secara luas.
"Kami berpikir ini pas jika bersinergi dengan Unesa karena mengundang banyak teman-teman mahasiswa," kata Eddy.
Eddy juga menambahkan bahwa tugas utama Bakesbangpol melalui kegiatan ini adalah sosialisasi mengenai wawasan kebangsaan, kerukunan, persatuan, serta antisipasi terhadap gangguan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), seperti bahaya radikalisme dan penyalahgunaan narkotika.
Ia mengakui bahwa anak-anak generasi Z cenderung lebih fokus pada gawai (scrolling), sehingga kegiatan budaya ini menjadi penting untuk membangkitkan kesadaran akan warisan luhur.
"Kapan lagi kalau kita tidak melestarikan budaya kita yang mungkin semakin lama semakin punah jika kita tidak melaksanakannya?" pungkas Eddy.