MEMANGGIL.CO – Di balik aroma sedap masakan yang mengepul dari dapur-dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG), ada satu pesan penting yang diulang berkali-kali oleh Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, bahwa setiap butir nasi dan sayur yang disajikan untuk anak sekolah harus benar-benar higienis dan aman dikonsumsi.

Suara lantang itu disampaikan oleh Joko Sarwono dalam rapat bersama di ruang Dandang Wacana, Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban, Jumat (26/9/2025). Dimana, suasana rapat terasa hangat namun penuh keseriusan.

Di hadapan jajaran Dandim 0811/Tuban Letkol Inf Dicky Purwanto, Sekda Tuban Budi Wiyana, para camat, dan perwakilan 45 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Wabup Joko kembali menegaskan pentingnya disiplin dapur bagi keberhasilan program nasional tersebut.

"Kami akan memastikan bahwa makanan dan minuman yang diberikan benar-benar higienis dan aman sebelum sampai ke penerima,” ujarnya.

Baginya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar soal memberi makan. Di dalamnya ada tanggung jawab besar yakni menjaga kesehatan generasi muda Tuban yang kelak menjadi penentu masa depan.

Karena itu, menurut Wabup, setiap tahap penyajian, mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga penyajian harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai standar keamanan pangan.

"Pertemuan ini bertujuan menyamakan persepsi agar pelaksanaan program MBG berjalan maksimal di seluruh kecamatan,” jelasnya.

Tegakkan Disiplin Dapur 

Berdasarkan hasil evaluasi sementara, pihaknya menemukan masih ada dapur penyedia yang perlu meningkatkan kualitas sanitasi dan pengawasan bahan makanan.

Ia pun meminta agar seluruh SPPG lebih disiplin dalam menjaga kebersihan, karena higienitas bukan hanya persoalan teknis, tetapi bentuk tanggung jawab moral kepada anak-anak penerima manfaat.

Untuk memastikan hal itu, Satgas MBG bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait akan melakukan visitasi rutin ke seluruh dapur penyedia.

Pemeriksaan meliputi bahan baku, sarana prasarana, serta kandungan gizi makanan.

"Kami tidak ingin ada menu yang lolos tanpa pemeriksaan. Ini bukan soal mencari kesalahan, tapi memastikan setiap anak menerima makanan yang layak dan aman,” tegasnya.

Selain pengawasan lapangan, Pemkab Tuban juga sedang menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai regulasi pangan nasional. Dokumen ini akan menjadi pedoman teknis bagi semua pihak agar pelaksanaan MBG berjalan seragam dan berkelanjutan.

"SOP ini nanti bukan hanya panduan, tapi juga komitmen bersama agar mutu pangan tetap terjaga,” terang Wabup.

Ia menambahkan, pemerintah daerah akan memberikan pendampingan penuh kepada SPPG, terutama jika menghadapi kondisi darurat, keterlambatan distribusi, atau kendala peralatan. Semua dilakukan agar program MBG benar-benar memberi manfaat nyata dan tidak menimbulkan persoalan baru di lapangan.

"Ini tanggung jawab kita bersama. Makanan bergizi tidak cukup enak dan bergizi seimbang, tapi juga harus higienis dan aman dikonsumsi," ungkapnya.

Kontras di Balik Komitmen

Namun di sisi lain, komitmen menjaga higienitas itu tampak kontras dengan langkah Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban. Pasalnya, hingga kini, Sabtu malam (4/10/2025), instansi tersebut masih menutup rapat informasi terkait kasus dugaan keracunan siswa SMKN Palang Tuban yang terjadi setelah menyantap nasi goreng dari program MBG.

Plt Kepala Dinkes P2KB Tuban, drg. Roikan, memilih puasa komentar ketika dikonfirmasi soal perkembangan dan tindak lanjut terhadap SPPG yang diduga bermasalah itu.

Sikap apatis (tak peduli) itu juga terlihat saat dimintai keterangan mengenai dokumen Surat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) dan kondisi dapur penyedia. Pihaknya, kembali enggan memberikan penjelasan, dan seolah kasus tersebut dikunci rapat tanpa kejelasan publik.