Blora, MEMANGGIL.CO – Program Surat Lauk Higienis Sanitasi (SLHS) bagi dapur penyelenggara Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Blora terus dikebut.

Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora menyampaikan bahwa progress penerbitan SLHS saat ini telah mencapai 50 hingga 60 persen dari total dapur MBG yang ada. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinkesda Blora, Nur Betsia Bertawati, saat ditemui di kantornya, Kamis 6/11/2025.

‎Menurutnya, SLHS merupakan syarat wajib yang harus dimiliki setiap dapur pelaksana program MBG, khususnya SPPG yang menjadi penanggung jawab pengolahan makanan.

‎“Intinya, dapur SPPG ini adalah pihak yang langsung bertanggung jawab terhadap kelayakan makanan yang disajikan. Maka sertifikat SLHS wajib mereka miliki,” tegasnya.

‎Proses pengurusan SLHS dilakukan melalui tahapan yang meliputi koordinasi dapur SPPG dengan Dinas Kesehatan, pelaksanaan pelatihan, serta verifikasi lapangan. Hingga saat ini, sebagian besar dapur telah mengajukan permohonan pelatihan dan pembinaan teknis untuk memenuhi standar higienitas.

‎Nur Betsia menjelaskan bahwa pelatihan dilakukan secara bertahap sesuai jadwal yang diajukan masing-masing dapur.

‎“Setiap dapur mengajukan jadwal, kemudian kami lakukan pelatihan terkait higiene dan sanitasi, setelah itu kami keluarkan sertifikat,” katanya.

‎Adapun kriteria penilaian SLHS antara lain meliputi kondisi dapur, kebersihan peralatan, sistem penyimpanan bahan baku, hingga proses penyajian makanan. Dinas Kesehatan juga melakukan inspeksi langsung sebelum sertifikat diberikan.

‎“Tim kami turun ke dapur. Bila ditemukan kondisi yang belum memenuhi syarat laik higienis, kami berikan rekomendasi perbaikan. Dan rekomendasi tersebut wajib ditindaklanjuti,” jelasnya.

‎Tidak hanya dapur, petugas penyaji atau penjamu makanan juga diwajibkan mengikuti pelatihan. Pelatihan ini bertujuan agar petugas memahami standar keamanan pangan dalam proses penyajian makanan kepada penerima manfaat program MBG.

‎“Pelatihan itu penting. Petugas harus tahu bagaimana cara handling makanan yang benar, agar makanan itu aman dikonsumsi,” tambahnya.

‎Saat ini, dari total 51 dapur MBG yang ada di Kabupaten Blora, sebagian besar sudah mengikuti tahap pelatihan dan verifikasi. Program SLHS sudah berjalan sejak instruksi pusat diterbitkan pada awal Oktober lalu.

‎Dengan jumlah dapur yang cukup banyak, Dinkesda menargetkan proses penerbitan SLHS dapat tuntas dalam 1 hingga 1,5 bulan. Artinya, dalam perkiraan Dinkesda, seluruh dapur MBG telah tersertifikasi pada bulan ini.

‎“Kita optimis, karena prosesnya sudah berjalan dan progresnya cukup cepat,” ujar Nur Betsia.

‎Namun, proses penerbitan SLHS bukan berarti tugas Dinas Kesehatan selesai. Justru setelah sertifikat diterbitkan, pengawasan akan semakin ditingkatkan. Dinkesda memastikan akan terus memantau operasional setiap dapur secara rutin melalui inspeksi berkala.

‎“Kami tidak selesai begitu saja. Pengawasan tetap kami lakukan,” tegasnya.

‎Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan standar kebersihan dapur tetap terjaga, dan kualitas makanan yang disajikan kepada penerima manfaat program MBG tetap aman serta layak konsumsi setiap hari.

‎“Kami tingkatkan pengawasan agar produk makanan yang dihasilkan betul-betul aman dan membawa manfaat bagi penerima manfaat,” pungkasnya.

‎Masyarakat diharapkan juga turut memberikan perhatian dan dukungan terhadap standar keamanan pangan yang dijalankan dapur MBG, sehingga kualitas pelayanan program itu dapat terus meningkat.