Mojokerto, MEMANGGIL.CO – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sering menjadi pukulan berat bagi banyak pekerja. Namun, bagi Dedy Prastiono (34), warga Mergelo, Kelurahan Blooto, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, badai PHK tiga tahun lalu justru menjadi titik balik kehidupannya. Dari kondisi terpuruk, ia bangkit dan mengubah hobi sederhana menjadi sumber rezeki yang kini bernilai jutaan rupiah.

Setelah diberhentikan dari salah satu perusahaan BUMN di Surabaya, hari-hari Dedy sempat dipenuhi kegelisahan. Ia mengaku sempat kehilangan arah hingga akhirnya berkunjung ke rumah seorang temannya yang berprofesi sebagai peternak ikan cupang. Dari kunjungan itulah muncul tekad baru yang mengubah hidupnya.

“Mulanya saya hanya mencoba karena terdesak keadaan. Soalnya sebelumnya saya terkena PHK,” ungkap Dedy kepada MEMANGGIL.CO, Senin (24/11/2025).

Dengan kondisi serba terbatas, Dedy memulai semuanya dari nol. Ia mengumpulkan ratusan botol dan galon bekas air mineral yang kemudian disulap menjadi wadah pemeliharaan cupang. Dari rumah kecilnya, ia mengawali eksperimen sederhana yang perlahan membuahkan hasil.

Tiga tahun berjalan, pondasi usaha itu semakin kokoh. Dedy kini memiliki hampir 90 jenis cupang, mulai dari cupang petarung hingga cupang hias premium.

“Sekitar 90 jenis cupang saya miliki di sini. Harganya bervariasi, mulai dari Rp20 ribu hingga mencapai jutaan rupiah per ekor,” jelasnya.

Meski belum fokus pada pengembangan cupang kontes, permintaan pasar tetap deras. Dedy memanfaatkan platform e-commerce untuk menjangkau pembeli dari berbagai wilayah Indonesia. Pesanan rutin datang dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Maluku, hingga Aceh.

Dalam menjalankan rutinitas harian, mulai dari merawat ikan hingga mengemas pesanan, ia dibantu oleh keponakannya. Strategi pemasaran daring ini membuat usahanya berkembang stabil meski tanpa toko fisik.

Salah satu daya tarik usahanya adalah tips perawatan simpel yang kerap ia bagikan kepada pembeli, terutama pemula. Menurut Dedy, pergantian air tidak perlu dilakukan setiap hari. Frekuensinya bisa tiga hari sekali, bahkan sebulan sekali, tergantung kondisi ikan.

“Kami menyarankan memakai pasir Malang dan tanaman hidup dalam wadah karena bisa menyerap amonia dan kotoran, sekaligus menambah oksigen untuk ikan,” tuturnya.

Tips ini menjadi keunggulan tersendiri dan membuat pembeli lebih percaya memulai hobi baru.

Kisah Dedy adalah bukti bahwa keterpurukan bukan akhir dari segalanya. Berkat keberanian untuk memulai dari keterbatasan, kini ia mampu menciptakan peluang ekonomi baru bagi dirinya dan keluarga.