Surabaya, MEMANGGIL.CO  – Kinerja perekonomian Jawa Timur pada tahun 2025 diproyeksikan tetap kuat dengan dukungan penuh dari penguatan sistem pembayaran digital dan upaya percepatan investasi berkelanjutan. 

Bank Indonesia (BI) mencatat tren peningkatan peredaran Rupiah dan transaksi digital, seiring upaya akselerasi ekosistem pembayaran non-tunai di seluruh wilayah.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho, dalam sambutannya mengatakan,  bahwa peredaran Rupiah pada Triwulan III tahun 2025 menunjukkan kecenderungan peningkatan. 

Senada, volume transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan transaksi digital lainnya juga tercatat tinggi.

"Kinerja alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik juga menunjukkan perbaikan signifikan," kata Noor Nugroho dalam sambutannya pada acara  Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025.

Oleh karena itu, sambung  Noor Nugroho,  untuk mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran, BI Jatim telah menyelenggarakan serangkaian kegiatan sepanjang tahun 2025. Program ini tidak hanya berfokus pada wilayah kota, tetapi meluas hingga ke daerah, diantaranya :

• Pekan QRIS Nasional dan QRIS Jelajah Budaya Indonesia: Berlangsung di seluruh Jawa, tidak terbatas di Jawa Timur.

• Perluasan Akses Digital: Implementasi pada tata kelola Pemerintah Daerah (Pemda), seperti pelaksanaan Festival Literasi Digital di Sumenep.

• Sosialisasi Kartu Kredit Indonesia (KKI): Penerapan KKI secara terpadu di tingkat provinsi.

Noor Nugroho juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur yang baru saja dinobatkan sebagai provinsi terbaik dalam Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Ia juga menyampaikan, bahwa secara keseluruhan, perekonomian Jawa Timur tahun 2025 diperkirakan tetap tangguh. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jatim akan berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%. 

Sate Pak Rizki

"Optimisme ini didukung oleh prospek inflasi yang terkendali, yang berada dalam batas target nasional sebesar 2,5%±1%," ungkap Noor Nugroho.

Untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, BI Jatim bersama Pemprov yang tergabung dalam Forum Investasi Jawa Timur (FIJT) terus memperkuat sinergi kelembagaan investasi.

"Penguatan kelembagaan investasi sangat diperlukan, terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Noor Nugroho.

Upaya percepatan investasi ini diwujudkan melalui berbagai forum koordinasi, meliputi:

• Kompetensi Fast-Track Improvement (FISIP) kepada pimpinan daerah.

• Penyelarasan Rencana Kerja Kurasi Proyek Investasi.

• Penguatan kapasitas daerah dalam menyiapkan proyek investasi berkualitas.

Hasil kurasi proyek ini kemudian dipromosikan dalam berbagai acara, baik di dalam maupun luar negeri, dengan puncak promosi pada East Java Investment Forum.

"BI berharap, sinergi kebijakan yang kuat ini dapat meningkatkan minat investor, sehingga dapat mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing di Jawa Timur," pungkas Noor Nugroho.