Surabaya,MEMANGGIL.co — Temuan kasus gangguan penglihatan pada sejumlah siswa SDN Bulak Rukem Timur 1 memantik perhatian serius Komisi D DPRD Surabaya. Anggota Komisi D, Dr. Zuhrotul Mar’ah, mengungkap fakta mencengangkan: sejumlah siswa mengalami minus tinggi, bahkan mencapai minus 7 hingga minus 8, yang diduga kuat dipicu kebiasaan penggunaan gadget secara berlebihan.

 

Menurut dr zuhro , perkembangan teknologi memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan anak-anak masa kini. Namun, kemudahan ini justru memunculkan ancaman kesehatan yang sering diabaikan.

“Sekarang anak-anak sejak bayi sudah pegang HP. Ada yang umur 3 tahun sudah diberikan gadget oleh orang tuanya,” tuturnya pada Warta Memanggil.co Rabu (03/12). 

 

Ia menjelaskan bahwa sinar biru (blue light) pada layar gawai mengandung radiasi yang berpotensi merusak penglihatan. Paparan panjang tanpa jeda membuat mata mudah lelah, jarang berkedip, hingga akhirnya kering dan sulit fokus. Bahkan, kebiasaan menatap layar terlalu dekat memperparah kondisi mata anak.

“Kalau mereka terus menatap ke layar tanpa berkedip, mata jadi kering. Anak lama-lama sulit fokus dan penglihatannya kabur. Ini sangat berbahaya untuk usia pertumbuhan,” jelasnya.

 

Dr. Zuhro menekankan, usia 0–7 tahun adalah masa emas perkembangan, sehingga anak wajib didampingi saat menggunakan gadget. Pendampingan bukan berarti sekadar memberi HP agar anak tenang sementara orang tua sibuk bermain gawai juga.

“Anak belum bisa mengenali tanda bahaya. Mereka tidak tahu kapan harus berhenti. Maka orang tua harus benar-benar mendampingi,” tegasnya.

 

Srikandi Politisi PAN Surabaya itu,juga memberikan panduan sederhana namun efektif untuk mencegah kerusakan mata:

*Aturan 20-20-20: Setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.

*Jaga jarak aman: Mata minimal berjarak 30–40 cm dari layar.

Sate Pak Rizki

*Gunakan cahaya yang cukup: Jangan memakai gadget di ruangan gelap.

*Aktifkan mode pelindung mata seperti blue light filter atau reading mode.

*Sering berkedip agar mata tetap lembap.

*Hindari gadget sebelum tidur, karena membuat otak sulit relaks dan memicu gangguan tidur.

*Periksa mata secara rutin, minimal setahun sekali.

 

Ia menyambut baik program “Digital Aman Anak” yang dideklarasikan Pemkot Surabaya sebagai upaya memperkuat perlindungan terhadap pelajar.

Lebih jauh, dorongan agar sekolah, terutama jenjang SD hingga SMP, tidak mewajibkan siswa membawa atau menggunakan gadget pribadi.

“Kalau memang perlu pembelajaran digital, cukup memakai komputer sekolah atau proyektor layar sentuh. Tidak perlu anak membawa gadget sendiri,” sarannya.

 

Banyak anak sulit menolak godaan gawai ketika sudah berada di tangan. Karena itu, pembatasan dari rumah, sekolah, dan lingkungan menjadi kunci agar anak tidak terjerumus dalam kecanduan yang berujung pada gangguan kesehatan.

"Peran orang tua sangat penting. Kalau usia 0 sampai 7 tahun ditangani dengan baik, InsyaAllah perkembangan selanjutnya akan jauh lebih sehat.” pungkasnya. (Rda)