Padang Pariaman, MEMANGGIL.CO – SMA Negeri 1 Batang Anai, Padang Pariaman, masih lumpuh total pascabanjir besar akhir November 2025. Hingga Rabu (11/12), delapan ruang kelas di sekolah tersebut masih dipenuhi lumpur tebal, sementara hujan susulan dua hari terakhir kembali merendam sebagian kawasan sekolah. Kondisi ini membuat proses pembersihan dan pemulihan tersendat.
Akibat kerusakan yang meluas, pelaksanaan ujian akhir semester siswa terpaksa dipindahkan ke Asrama Haji Padang Pariaman, sekitar beberapa kilometer dari sekolah. Kepala SMA Negeri 1 Batang Anai, Zulbaidah, S.Pd., menyebut situasi tersebut menjadi pukulan berat bagi siswa maupun guru.
“Anak-anak kami menangis karena tidak bisa bertalenta lagi. Mereka sudah mempersiapkan diri dengan matang untuk ujian, tetapi harapannya sirna akibat banjir. Kami berharap sekolah ini segera kembali normal. Bantuan tenaga dan pemikiran sangat kami butuhkan. Relawan untuk pembersihan lumpur benar-benar kami harapkan,” ujarnya dengan nada haru.
Meski fasilitas sekolah rusak parah, semangat siswa tetap tinggi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menyalurkan bantuan perlengkapan sekolah, dana pemulihan, hingga tambahan tenaga pembersihan. Namun, kebutuhan di lapangan jauh lebih besar dibanding dukungan yang tersedia.
Pihak sekolah menegaskan, dukungan relawan, lembaga sosial, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk percepatan pembersihan lingkungan sekolah, terutama ruang kelas yang terendam lumpur setebal hampir lutut.
SMAN 1 Batang Anai kini menjadi cerminan rentannya layanan pendidikan saat bencana melanda. Di tengah lumpur dan kerusakan, guru dan siswa berusaha mempertahankan proses belajar, menegaskan bahwa hak pendidikan tidak boleh tertunda meskipun bencana datang bertubi-tubi.