Surabaya, MEMANGGIL.CO - Puluhan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya Raya mengambil langkah konkret dalam menghadapi derasnya arus informasi di era digital.
Mereka mengikuti pelatihan jurnalistik intensif hasil kolaborasi dengan Rumah Literasi Digital (RLD) yang digelar di Balai RW RLD, Jalan Kaca Piring 6, Surabaya, Selasa (23/12/2025).
Pelatihan ini menjadi ruang belajar strategis bagi kader GMNI untuk memperkuat peran aktivisme di tengah perubahan lanskap komunikasi publik. Ketua GMNI Surabaya Raya, Ni Kadek Ayu Wardani, menegaskan bahwa perjuangan mahasiswa hari ini tidak cukup hanya hadir di jalanan, tetapi juga harus mampu menembus dan mengisi ruang siber secara cerdas dan bertanggung jawab.
“Di era digital, penguasaan teknologi komunikasi dan kemampuan jurnalistik adalah senjata baru bagi aktivis. Kami ingin kader GMNI tidak hanya piawai berorganisasi, tetapi juga mampu mewarnai ruang digital dengan konten yang berkualitas dan berintegritas,” ujar Ni Kadek usai kegiatan.
Pelatihan jurnalistik ini tidak berhenti pada teori dasar semata. Para peserta diajak membedah ekosistem media secara menyeluruh melalui materi lintas disiplin yang disampaikan oleh para praktisi berpengalaman.
Ketua Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN), Didi Rosadi, mengulas sejarah jurnalistik sekaligus tantangan adaptasi pers di tengah perkembangan teknologi yang kian cepat.
Sementara itu, Redaktur Suara Merdeka Jatim, Andika Ismawan, membekali peserta dengan teknik penulisan berita daring yang menekankan keseimbangan antara kecepatan dan akurasi tanpa mengabaikan kode etik jurnalistik.
Dari sisi distribusi konten, pakar web Fathcur Rahman mengupas strategi optimasi mesin pencari (SEO) agar karya jurnalistik mahasiswa lebih mudah ditemukan publik melalui pendekatan bahasa yang humanis.
Aspek visual pun mendapat perhatian khusus. Ali Masduki dari Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya melatih peserta menghasilkan foto jurnalistik yang tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki nilai berita dan kekuatan cerita.
Untuk memastikan pemahaman materi, panitia menghadirkan sesi praktik langsung. Peserta diterjunkan melakukan wawancara dan pengambilan foto dengan narasumber serta model yang telah disiapkan.
Di akhir pelatihan, setiap peserta diwajibkan memproduksi satu artikel berita utuh yang siap dipublikasikan.
Melihat antusiasme peserta, PIC Rumah Literasi Digital (RLD), Lukman, menyatakan komitmennya untuk terus mendukung gerakan literasi digital di kalangan pemuda.
“Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi digital di Surabaya. Pelatihan ini menjadi langkah awal dalam mencetak jurnalis warga yang kritis, kompeten, dan bertanggung jawab,” tegasnya.