MEMANGGIL.CO - Lasem, sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, punya banyak cerita seru seputar sejarah dan budaya.
Terletak di jalur pantura, Lasem sering disebut Tiongkok Kecil karena menjadi salah satu tempat pertama orang Tionghoa mendarat di Indonesia. Bahkan, Lasem termasuk kota Cina tertua di tanah air, lho!
Baca juga: Menguak Misteri dan Sejarah Rumah Candu Kapitan Liem Kim Siok di Lasem
Lasem dijuluki Kota Pusaka karena kaya dengan peninggalan sejarah. Di sini, kamu bisa lihat berbagai budaya campur aduk dari etnis Cina dan Jawa.
Lasem juga jadi rumah bagi agama-agama seperti Konghucu, Buddha, dan Islam, yang semuanya rukun berdampingan. Suasana ini bikin jalan-jalan di gang-gang Lasem berasa nostalgia, apalagi dengan banyaknya bangunan kuno yang eksotis.
Masyarakat Lasem dikenal toleran dan hidup damai, meskipun latar belakang mereka beragam. Kamu masih bisa melihat perkampungan Tionghoa yang kental dengan sejarah, di mana penduduknya berbaur dengan masyarakat lokal. Nggak heran kalau Lasem jadi salah satu contoh kerukunan antarbudaya di Indonesia.
Klenteng-klenteng di Lasem jadi simbol penting warisan budayanya. Ada Klenteng Cu An Kiong, Klenteng Gie Yong Bio, dan Klenteng Karangturi Po An Bio. Klenteng ini nggak cuma buat ibadah, tapi juga jadi pusat kegiatan budaya dan sosial. Arsitekturnya yang ikonik menunjukkan betapa kuatnya pengaruh budaya Cina di sini.
Yang unik, Lasem juga dikenal sebagai Kota Santri karena banyak pondok pesantren yang ada. Beberapa pesantren bahkan punya arsitektur dengan sentuhan budaya Cina, seperti Pondok Pesantren Al Hidayah Asy Syakiriyyah. Hal ini membuktikan kalau di Lasem, perbedaan justru jadi alasan buat saling menghormati dan hidup rukun.
Baca juga: Mengintip Keindahan Rumah Idjo, Warisan Arsitektur Persia di Lasem
Batik Lasem jadi salah satu kebanggaan utama. Corak dan warnanya yang khas, dengan motif seperti bunga, burung merak, hingga naga, menunjukkan perpaduan budaya Cina dan Jawa. Batik ini nggak cuma keren dipakai, tapi juga sarat makna filosofis.
Dulu, motif seperti Tiga Negeri dan Empat Negeri jadi simbol keragaman di Lasem. Motif-motif ini menggambarkan sejarah panjang Lasem sebagai tempat berbaurnya berbagai budaya, mulai dari pribumi, Tionghoa, sampai Arab dan Belanda.
Lasem, Simbol Toleransi Sosial Nilai toleransi di Lasem nggak cuma jadi cerita, tapi nyata. Warganya terbiasa hidup rukun, meski beda suku dan agama. Ini kelihatan dari cara mereka merayakan festival hingga rutinitas sehari-hari. Lasem jadi bukti kalau keberagaman bisa bikin kota lebih kuat dan harmonis.
Baca juga: Jangan Sampai Gak Tahu! Inilah Sejarah Singkat Sumpah Pemuda
Kalau kamu mau pengalaman yang beda dan penuh makna, Lasem wajib masuk daftar kunjungan. Di sini, kamu bisa jelajahi sejarah, nikmati budaya, dan lihat sendiri gimana keragaman bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Yuk, ajak teman-teman dan rasakan sendiri pesona Kota Pusaka Lasem.
Penulis: Alweebee
Editor: Anwar
Editor : Redaksi