MEMANGGIL.CO - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat, mengenang perjuangan keras yang dilalui jajarannya bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) saat pandemi Covid-19 melanda wilayah Blora.
Menurutnya, kondisi saat itu tidak hanya menguji ketahanan fisik, tetapi juga menuntut kekompakan seluruh elemen pemerintahan.
"Pandemi Covid-19 dulu benar-benar menjadi ujian besar bagi kita semua. Saat itu, bukan hanya Blora yang terdampak, tetapi seluruh dunia merasakan dampaknya ya. Di saat wabah pertama kali meluas, kami baru saja menjabat, begitu pula jajaran Forkopimda lainnya yang baru saja dilantik," ujar Edi Widayat saat diwawancarai Memanggil.co, ditulis Jumat (11/10/2024).
Dalam kondisi tersebut, jajaran Dinas Kesehatan bersama Forkopimda Blora langsung bergerak cepat untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
Mereka bahkan rela mengorbankan waktu istirahat demi menyusun strategi penanganan dan pemenuhan kebutuhan medis.
"Saat itu hampir setiap hari kami tidak tidur. Selalu berdiskusi mencari jalan keluar, terutama soal ketersediaan alat kesehatan dan bahan habis pakai untuk kebutuhan pasien Covid-19. Siapa pun yang punya koneksi, langsung dihubungi langsung ditelepon. Hingga kami bersama-sama mencari oksigen ke berbagai daerah seperti Lamongan, Klaten, dan Kendal, menggunakan truk milik TNI dan Polri," tutur Edi Widayat.
Menurutnya, kerjasama yang solid antara Dinas Kesehatan dan Forkopimda Blora berhasil membangun suasana kekeluargaan yang kuat dalam upaya penanganan pandemi.

Edi Widayat mencontohkan, banyak gedung publik yang dialihfungsikan untuk keperluan isolasi dan perawatan pasien Covid-19.
"Banyak langkah yang kami lakukan bersama untuk memastikan masyarakat mendapat layanan kesehatan yang baik. Kami mendirikan tenda-tenda tambahan di rumah sakit untuk menampung pasien. Asrama hingga gedung PPSDM pun kami fungsikan untuk isolasi pasien. Semua dilakukan demi memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat," jelasnya.
Lebih lanjut, Edi menegaskan bahwa sinergi yang terbangun saat itu adalah wujud nyata dari visi Pemerintah Kabupaten Blora, yakni Sesarengan mBangun Blora, yang artinya membangun Blora bersama-sama.
Prinsip kebersamaan ini pula yang diterapkan dalam menghadapi krisis kesehatan yang melanda.
"Intinya, saat itu kami benar-benar bersatu. Dalam kondisi sulit seperti itu, semua pihak berperan aktif dan bekerja sama untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat Blora. Visi Sesarengan Mbangun Blora benar-benar terwujud saat kita menghadapi pandemi," tandasnya.