MEMANGGIL.CO Di tengah maraknya tren kopi yang menguasai pasar Indonesia, Kopi Lelet Pandawa di Kabupaten Rembang menonjol sebagai contoh sukses dari sebuah usaha kreatif yang tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga pada pengembangan komunitas dan peningkatan kualitas produk lokal.

Usaha ini merupakan binaan Rumah BUMN (RB) Rembang, hasil kolaborasi antara PT Semen Gresik dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).

Dikelola oleh Moh Totok Wahyudi, Kopi Lelet Pandawa mencatat omzet rata-rata mencapai Rp16 juta per hari, yang setara dengan total omzet tahunan sekitar Rp4 miliar.

Totok, yang juga merupakan pendiri usaha ini, menjelaskan bahwa saat ini mereka dapat memproduksi 5 hingga 6 ton biji kopi jenis Robusta setiap bulannya.

Produk mereka tidak hanya terbatas pada pasar lokal, tetapi juga telah menjangkau kabupaten-kabupaten di pantura Provinsi Jawa Tengah seperti Blora, Pati, Kudus, Jepara, dan Tuban di Jawa Timur, serta dipasarkan secara online ke seluruh Indonesia.

Kisah di balik pendirian Kopi Lelet Pandawa sangat inspiratif. Usaha ini berawal dari semangat lima bersaudara yang ingin berkontribusi pada masyarakat Rembang yang dikenal dengan kebiasaan mengonsumi kopi.

Kopi Lelet Lasem Pandawa adalah nama produk yang dihasilkan, yang terbuat dari biji kopi pilihan yang diolah dengan cara yang tepat untuk menjaga kualitas.

Totok menekankan bahwa produk mereka tidak mengandung campuran yang merusak rasa asli kopi, sehingga menghasilkan bubuk kopi yang lebih matang dan berkualitas.

Peran Rumah BUMN dalam Pengembangan UMKM

Dukungan dari RB Rembang Semen Gresik sangat signifikan dalam perjalanan bisnis ini. Dengan bantuan dalam hal pemasaran, pelatihan, dan akses terhadap teknologi, usaha ini berhasil tumbuh dan berkembang.

Totok berharap bahwa dengan pendampingan yang terus menerus, mereka dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kualitas produk.

Sementara itu, Sulistyono, Senior Manager of Communication & CSR PT Semen Gresik, menjelaskan betapa pentingnya peran UMKM dalam perekonomian masyarakat.

"UMKM tidak hanya berfungsi sebagai penyedia lapangan kerja, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi yang mendukung pemberdayaan masyarakat," tuturnya.

Sejak berdirinya RB Rembang, tercatat total transaksi mencapai Rp3,86 miliar dengan 409 mitra UMKM.

Selain itu, lebih dari 88 UMKM berhasil naik kelas, menyerap sekitar 1.597 tenaga kerja, serta mengadakan 91 pelatihan bagi para pelaku usaha dan masyarakat umum.

Harapan untuk Masa Depan

Kopi Lelet Pandawa bukan hanya sekadar usaha yang menjanjikan cuan, tetapi juga simbol harapan baru bagi masyarakat Rembang.

Dengan komitmen untuk menghadirkan produk berkualitas dan mendukung perekonomian lokal, usaha ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Ke depan, kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, serta memperluas pasar. Kami ingin Kopi Lelet Pandawa dikenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, kata Totok dengan semangat.

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Kopi Lelet Pandawa dan dukungan yang kuat dari Rumah BUMN, diharapkan akan semakin banyak usaha kreatif yang lahir di Rembang dan mendukung pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.

Penulis: Alweebee

Editor: Anwar