MEMANGGIL.CO - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan segera menggelar perkara terkait laporan dugaan ijazah palsu milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), pada pekan ini. Gelar perkara tersebut merupakan tindak lanjut dari proses penyelidikan yang tengah dilakukan.

"Tindak lanjut berikutnya penyidik akan melakukan gelar perkara pada minggu ini," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, dilansir Antara, Selasa (20/5).

Trunoyudo memastikan bahwa hasil gelar perkara tersebut akan disampaikan kepada publik secara terbuka. Hasil gelar perkara ini nantinya akan menentukan apakah laporan mengenai keaslian ijazah Jokowi akan dilanjutkan ke tahap penyidikan atau dihentikan.

"Apa yang dihasilkan dalam proses penyelidikan akan disampaikan secara terbuka dan transparan," ujar Trunoyudo.

Sebelumnya, Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana melaporkan dugaan pemalsuan ijazah S1 Jokowi ke Bareskrim Polri.

Menanggapi laporan tersebut, tim kuasa hukum Jokowi menyerahkan ijazah asli SMA dan universitas milik Presiden kepada Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri pada Jumat (9/5) untuk dilakukan uji forensik.

Ijazah tersebut kemudian diambil langsung oleh Jokowi pada Selasa (20/5). Kedatangan Presiden Jokowi ke Bareskrim Polri kali ini juga untuk memenuhi undangan klarifikasi terkait laporan soal ijazahnya.

HUT RI

"Hari ini saya mendapatkan undangan dari Bareskrim untuk keterangan atas aduan dari masyarakat pada Bareskrim dan saya memenuhi undangan itu. Sekaligus saya mengambil ijazah yang saat yang lalu diantarkan ke Bareskrim dan sudah saya ambil," kata Jokowi di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

Jokowi menjalani klarifikasi selama sekitar satu jam dengan penyidik Bareskrim Polri.

Ia tiba di Gedung Bareskrim Polri pada pukul 09.43 WIB dan selesai pada pukul 10.48 WIB. Jokowi mengungkapkan bahwa ia menerima 22 pertanyaan terkait dengan ijazahnya.

"Ada 22 pertanyaan yang tadi disampaikan, ya sekitar ijazah, dari SD, SMP, SMA, sampai universitas. Juga yang berkaitan dengan skripsi dan kegiatan saat mahasiswa, saya kira di sekitar itu," ujar Jokowi.