MEMANGGIL.CO - Musim kemarau yang seharusnya kering justru masih basah. Curah hujan yang tinggi hingga pertengahan Juni 2025 membuat petani tembakau di Rembang harus waspada, terutama mereka yang menanam di lahan sawah.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko menyebut, dari total sekitar 10.000 hektare lahan yang sudah ditanami tembakau, hanya 30 persen yang tumbuh optimal.
"Yang banyak gagal ini tembakau yang ditanam di sawah. Karena sistem pembuangan airnya, rata-rata belum bagus. Jadi saat turun hujan deras, udara tergenang cukup lama, sehingga mengakibatkan pertumbuhan tembakau terhambat. Kalau air lama menggenang dua sampai tiga hari, bisa membuat tanaman menjadi layu," kata Fajar, Senin (23/6/2025).
Menurut informasi dari BMKG, kondisi “kemarau basah” ini bisa berlangsung hingga Agustus 2025, bahkan ada kemungkinan berlanjut hingga akhir tahun.
“Kami memberikan informasi kepada petani, bahwa musim kemarau ini cenderung basah. Mereka perlu mengantisipasi jika tetap ingin memasang tembakau,” lanjutnya.
Sebagai bentuk dukungan, Pemkab Rembang menyalurkan bantuan sarana produksi (saprodi) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Bantuan yang diberikan antara lain:
- 150.300 kg pupuk ZA
- 32.800 kg pupuk ZK
- 16 liter/kg pupuk ZPT
- 5.000 kg pupuk NPK rendah klor
- 8.450 kg pupuk organik
- 40 ton pupuk SP26
Tak hanya itu, petani juga mendapat bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), di antaranya:
- 7 unit mesin rajang
- 750 buah para-para
- 6 unit motor roda tiga
- 7 timbangan digital
- 1 unit pengolahan hasil
“Kalau alsintan dari pemerintah provinsi sudah diserahkan, tapi yang dari pemkab masih dalam proses pengadaan,” imbuh Fajar.
Dinas juga menggelar tiga kali pelatihan, meliputi diversifikasi tembakau kelapa, budidaya tembakau, dan uji efektivitas pupuk organik.
Fajar menekankan pentingnya pengolahan lahan yang baik agar tanaman tembakau tidak terendam saat hujan deras.
“Kalau pengolahan lahan dilakukan dengan baik, saat hujan lebat, udara bisa cepat terbuang, sehingga tidak menggenangi tanaman,” pungkasnya.