MEMANGGIL.CO- Suasana tenang di Dusun Jolinggo, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, seketika berubah menjadi kepanikan. Teriakan minta tolong memecah siang itu, saat enam mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang terseret derasnya arus Sungai Genting.
Tanpa pikir panjang, warga sekitar berlari ke arah sungai. Sebagian berusaha melempar tali, sebagian lain menelusuri tepi sungai dengan perahu sederhana. “Kami hanya bisa berteriak dan berlari mengikuti arus air, berharap ada yang tersangkut,” ujar Imam Sakban, warga Jolinggo yang menjadi saksi mata.
Detik-Detik Kritis yang Tak Terlupakan
Sekitar pukul 13.30 WIB, belasan mahasiswa yang tengah beraktivitas di tepi sungai tak menyangka derasnya arus kiriman dari wilayah atas. Hujan yang turun di pegunungan Limbangan-Singorojo membuat debit air meningkat tajam dalam hitungan menit.
“Semuanya terjadi sangat cepat. Air tiba-tiba datang besar sekali, seperti tembok air,” kenang Imam, matanya berkaca-kaca. Enam mahasiswa hanyut, sementara sembilan lainnya berhasil menyelamatkan diri ke tepian.
Warga dan Relawan Bahu Membahu
Laporan pertama diterima oleh BPBD Kendal sekitar pukul 13.53 WIB. Tak lama, puluhan personel gabungan dikerahkan ke lokasi. Namun, bukan hanya aparat, warga sekitar, komunitas arung jeram, hingga relawan lokal ikut turun tangan tanpa menunggu komando.
“Saat situasi darurat seperti ini, batas antara aparat dan warga hilang. Semua jadi satu tujuan: menyelamatkan,” kata Garlih, petugas BPBD Kendal. Tim pencarian dibagi menjadi tiga jalur penyisiran, termasuk aliran sungai di bawah Jembatan Singorojo dan Bendung Juwiro.
Tiga Mahasiswa Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan
Menjelang sore, tiga dari enam korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Mereka adalah Riska Amelia (21), Syifa Nadilah (21), keduanya asal Pemalang, serta Muhammad Labib Risqi (21) asal Pekalongan.
Tiga lainnya, Bima Pranawira (21) asal Gresik, Muhammad Jibril Asyarofi (21) asal Jepara, dan Nabila Yulian Dessi Pramesti (21) asal Bojonegoro, masih dalam pencarian hingga malam hari.
“Setiap kali menemukan tanda-tanda baru, warga langsung memberi kabar. Ada yang menyalakan obor, ada yang bawa senter dari rumah. Semua ikut bantu,” ujar Garlih lagi.
Pemkab Kendal Pastikan Penanganan Maksimal
Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari yang langsung meninjau lokasi dan korban selamat di Puskesmas Singorojo 1, menyampaikan rasa duka mendalam. Ia menegaskan, seluruh jajaran Pemkab dan unsur SAR gabungan akan terus bekerja maksimal.
“Tidak ada yang kami sisakan setengah. Semua kekuatan dikerahkan. Kami ingin keluarga korban tahu, mereka tidak sendiri,” ucap Bupati yang akrab disapa Mbak Tika.
Pencarian dihentikan sementara pada pukul 18.00 WIB karena kondisi gelap, namun posko siaga tetap beroperasi sepanjang malam. Operasi akan kembali dilanjutkan Rabu pagi pukul 07.00 WIB.
Duka yang Menyatukan
Duka di Sungai Genting bukan hanya milik keluarga korban, tapi juga menjadi luka bersama bagi masyarakat Kendal. Banyak warga yang datang ke lokasi untuk membantu, mengantar makanan bagi relawan, hingga menyalakan doa di pinggir sungai.
“Anak-anak itu datang ke sini untuk mengabdi, bukan untuk kehilangan nyawa. Tapi mereka sudah memberi kita pelajaran berharga tentang kepedulian,” ucap Sutrisno, tokoh masyarakat Desa Getas.