Jakarta, MEMANGGIL.CO - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali memicu ketegangan geopolitik setelah melancarkan serangkaian tindakan dan ancaman agresif terhadap tiga negara berdaulat. Tiga negara yang menjadi sasaran "perang baru" ini adalah Venezuela, Kolombia, dan Nigeria.
Langkah-langkah kontroversial ini mencakup pengerahan kekuatan militer, operasi intelijen rahasia (CIA), serangan diplomatik keras, hingga pemotongan total bantuan AS. Eskalasi ini dikhawatirkan mengganggu stabilitas regional, terutama di kawasan kaya sumber daya minyak.
Berikut adalah rangkuman tindakan agresif Donald Trump yang dirangkum pada Selasa (4/11/2025):
1. Venezuela: Operasi Rahasia CIA dan "Sinyal" Serangan Darat
Hubungan AS dan Venezuela mencapai titik terendah. Trump meningkatkan agresi militer di perairan Karibia Selatan dengan mengerahkan delapan kapal perang, satu kapal selam, dan jet tempur F-35.
Tujuan Operasi: Washington mengklaim serangan ini menargetkan kapal-kapal yang dicurigai terkait dengan perdagangan narkotika yang dikendalikan oleh kartel dan geng seperti Tren de Aragua dan National Liberation Army, yang disebut berada di bawah kendali Presiden Venezuela Nicolás Maduro.
Korban Jiwa: Operasi militer ini dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 32 orang sejak September 2025.
Aksi Rahasia: Trump mengonfirmasi bahwa ia telah mengizinkan operasi rahasia CIA di Venezuela dan bahkan melontarkan ancaman.
"Saya telah mengizinkan operasi rahasia CIA di Venezuela. Serangan darat mungkin akan menyusul," ujar Trump.
Presiden Venezuela Nicolás Maduro membalas dengan keras, menyebut AS sebagai "pembunuh yang berkeliaran di Karibia" karena menggunakan kekuatan militer secara tidak sah.
2. Kolombia: Dicap "Gembong Narkoba" dan Bantuan Diputus Total
Kolombia, yang secara tradisional merupakan sekutu AS di Amerika Latin, tiba-tiba menjadi sasaran serangan diplomatik tajam.
Tuduhan Keras: Trump secara terbuka melabeli Presiden Kolombia, Gustavo Petro, sebagai "gembong narkoba ilegal," menuduh Petro membiarkan budidaya narkotika besar-besaran di negaranya.
Ancaman Ekonomi: Tuduhan ini diikuti dengan ancaman serius: pemutusan total seluruh bantuan AS kepada Kolombia. Trump beralasan produksi narkoba Kolombia memicu kekacauan dan kematian di AS.
Balasan Petro: Serangan Trump terjadi setelah Petro menuntut pertanggungjawaban AS atas kematian nelayan Kolombia dalam operasi militer di Karibia. Petro membalas tuduhan tersebut, menyebut Trump "kasar" dan "bodoh tentang Kolombia".
3. Nigeria: Ultimatum "Aksi Militer Cepat" Atas Isu Genosida
Di Afrika, ketegangan melanda AS dan Nigeria. Trump mengancam akan memerintahkan "aksi militer cepat" terhadap Nigeria jika pemerintah gagal menindak "pembunuhan terhadap umat Kristen."
Ancaman Ganda: Selain intervensi militer, Trump juga mengancam memutus semua bantuan AS kepada Nigeria jika kekerasan tersebut tidak dihentikan.
Klaim Genosida Ditolak: Pemerintah Nigeria segera membantah tuduhan genosida terhadap umat Kristen. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Nigeria, Kimiebi Imomotimi Ebienfa, menjelaskan bahwa kekerasan di negara itu didorong oleh kelompok teroris seperti Boko Haram dan afiliasi ISIS/Al-Qaeda, bukan oleh kebijakan pemerintah.
"Tidak ada genosida terhadap umat Kristen di Nigeria... Pemerintah justru sangat menentang itu," tegas Ebienfa.
Tindakan Trump yang serentak menargetkan tiga negara ini menunjukkan peningkatan drastis dalam kebijakan luar negeri yang konfrontatif, menciptakan lonjakan risiko konflik dan ketidakpastian di tingkat global.