MEMANGGIL.CO - Akademisi PEM Akamigas Cepu Dr Asepta Surya Wardhana memberi masukan terkait keberadaan bandar udara (bandara) Ngloram, Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang kini penerbangannya kembali pasif.

"Sebenarnya sudah menarik, cuman sasaran penggunanya itu perlu dilihat lagi," kata Dr Asepta kepada wartawan media ini, ditulis Kamis (18/05/2023).

Diketahui, bandara Ngloram sebelum penerbangannya di sana kembali pasif, mayoritas diketahui adalah dari kalangan tertentu khususnya yang berduit. Jika tidak berduit, maka lebih memilih transportasi lain.

"Selain ASN itu siapa? Sasarannya masyarakat umum atau pekerja? Misalnya di sini ada Exxon Pertamina itu ada frekuensi nggak ke sana," ujar Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Blora ini.

Menurut Dr Asepta, biasanya orang kalau turun dari pesawat itu mencari tempat transit.

"Destinasinya kemana, istirahatnya dimana. Kita punya hotel besar-besar di Cepu. Kemudian destinasinya kemana? Paling kuliner, setelah kuliner pulang," terang doktor alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini.

Cari Tempat Rujukan

[caption id="attachment_3118" align="aligncenter" width="1600"] Bandara Ngloram Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jum'at (27/1/2022). (Memanggil.co/Blora)[/caption]

Akademisi kelahiran Malang 1981 ini kemudian berbagi pengalaman pribadinya. Yaitu, pada saat keluarganya dari luar daerah datang ke rumah tinggalnya di Cepu dicarikan tempat yang akan dijadikan rujukan.

"Saya kemarin lebaran didatengin, saya tujukan ke opor setelah itu ke Blora. Saya sudah lama di sini taunya ya itu. Terus cari durian tidak musim. Terus saya ke Waduk Greneng Tunjungan. Saya telusuri di sana, ternyata di Waduk Greneng spotnya bagus, terus saya foto-foto kirim ke instagram hasilnya bagus karena ada sunset dan matahari terbenam. Nah spot itu bisa dimanfaatkan, terus ditata lagi kan salah satunya bisa. Cuma di sana yang akses ya warga-warga sana. Cari ikan bakar lagi nggak musim," kata Dr Asepta.

Setelah itu, Akademisi yang menjabat sebagai Wakil Direktur I PEM Akamigas Cepu ini kemudian berupaya memetakan potensi yang dimiliki Blora. Ini dipandangnya penting dilakukan, agar apabila keluarganya dari luar daerah kembali datang, bisa langsung mencarikan tempat rujukan.

"Saya juga memetakan, kemana sih kalau membawa saudara-saudara saya, kalau ke sini. Apalagi kalau orang-orang yang tidak punya saudara di sini. Kayak dulu ya di Malang itu juga ada bandara, tapi destinasi wisatanya nggak banyak. Jadi lebih pada ke hotel penginapan dan pendidikannya. Wisatanya diarahkan ke Batu," tandasnya.