MEMANGGIL.CO - Sosok tokoh Pramuka Blora ini tak banyak dikenal orang. Namanya, Mbah Sarijan. Kalau pun ada yang tahu, almarhum semasa hidupnya berumah tinggal di Dukuh Ngrapah, Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Memanggil.co berkesempatan berbincang-bincang dengan adik ipar Mbah Sarijan yang bernama Suparno (55) secara langsung. Menurutnya, makam kakaknya sendiri baru diziarahi sekali pada tahun 2019 oleh para pegiat Pramuka Blora.
"Dulu-dulu itu tidak pernah. Baru sekali pernah ada ratusan pegiat Pramuka ziarah ke makam Mbah Sarijan," ujarnya, ditulis bertepatan hari Pramuka, Senin (14/08/2023).
Nama Mbah Sarijan memang tidak sepopuler Soenardjo Atmodipuro, seorang pencipta lambang Tunas Kelapa, yang merupakan tokoh Andalan Nasional dan Pembina Pramuka kelahiran Blora pada tanggal 29 Februari 1903 dan wafat pada tanggal 31 Mei 1979 dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Rekam jejaknya, serta siapa saja trah tokoh pramuka Soenardjo Atmodipuro di Blora masih teramat minim referensi ketika dicoba untuk ditelusuri. Oleh sebab itu, media ini kemudian secara khusus sekilas membahas tentang sosok almarhum Mbah Sarijan.
Tokoh Pramuka Blora yang satu ini sehari-harinya semasa hidup juga tidak lepas dari bahasan pramuka. Bisa dibilang, sosoknya sangat fanatik dengan ragam kegiatan Pramuka.
32 Tahun di Pramuka
Istri Mbah Sarijan bernama Mbah Jumilah yang ketika ditemui tahun 2019 lalu berusia 65 tahun, mengaku suaminya di kepramukaan sejak lulus dari PGA (nama sekolahan zaman dulu)."Mbah Sarijan jadi Pramuka itu 32 tahun. Waktu dulu itu saya sering ditinggal-tinggal," ungkapnya saat dikunjungi di kediamannya Dukuh Ngrapah, Desa Bangsri.
Mbah Jumilah sempat terharu dan menangis ketika didatangi media ini di kediamannya. Kenangan masa lalu tentang sang suami masih banyak yang mengingatnya.
Ia menceritakan, ketika waktu mudanya pas hamil tua sering ditinggal-tinggal oleh Mbah Sarijan demi Pramuka yang begitu dicintainya.
"Waktu saya hamil anak pertama pun saya ditinggal itu lebih dari sebulan, sayang banget Mbah Sarijan itu dengan Pramuka," ucapnya mengenang.
Mbah Jumilah menambahkan, sang suaminya ketika masih hidup sering dapat amanah Pramuka hingga ke luar kota.
"Mbah Sarijan Ikut Pramuka (Jambore) itu dulu sampai Jati Jajar, Jawa Barat. Sampai kota-kota lain juga sering," bebernya.
"Mbah Sarijan meninggal di usia 68 tahun," tandas Mbah Jumilah memungkasi.
Blora Punya 2 Tokoh Pramuka
Terpisah, Misbakhul Munir (42), salah satu Guru di SMP 2 Jepon mengatakan, Mbah Sarijan wafat pada November 2017 lalu."Satyaku Ku Dharmakan, Dharmaku Ku Baktikan'. Motto ini layak disandang oleh Mbah Sarijan yang benar-benar Praja Muda Karana," tuturnya.
Lebih lanjut, Munir menyebutkan bahwa Kabupaten Blora ada dua tokoh Pramuka yang begitu dihormati. Selain Mbah Sarijan, kata dia, tokoh Pramuka itu adalah pencipta lambang Tunas Kelapa.
"Soenardjo Atmodipuro pencipta lambang Tunas Kelapa itu asli Blora juga sangat dihormati para pegiat Pramuka, tapi makamnya tidak di Blora," katanya, yang juga tak lupa mengucapkan selamat hari Pramuka.