MEMANGGIL.CO - Dikenal sebagai sosok anggota DPRD Blora yang suka blusukan, dari desa satu ke desa lainnya, Siswanto, mengaku apa yang dilakukan sama persis saat masih sekolah. Menemui masyarakat di desa, dengan petani, peternak dan anak-anak muda, hal yang membuatnya lebih dekat dengan kehidupan.
Menurut Siswanto, apa yang dilakukan itu sebagai sesuatu yang biasa. Tidak ada yang dilebih-lebihkan dan dikurangi. Semua yang dilakukan natural karena memang dari muda memang suka bergaul, beraktivitas dengan arah kegiatan yang positif.
"Saya ini dari SD, SMP, SMA memang suka blusukan dan aktif berkegiatan di kampus saat kuliah. APalag saya ini terlahir di desa," ujar Siswanto bercerita tentang profil kesehariannya, ditulis Senin (25/12/2023).
Wakil Ketua DPRD Blora yang kini kembali menjadi Caleg Dapil V (Ngawen, Tunjungan dan Banjarejo) ini, mengaku prihatin dengan anak-anak muda di desa.
Terutama terkait dengan jumlah anak-anak muda yang ogah menjadi petani dan peternak di desanya. Tetapi, mereka anakak-anak muda itu memilih merantau bekerja di luar kampungnya.
"Tentu saya prihatin akan hal ini," tandas Siswanto.
Ajak Pemuda Kembali ke Sawah atau Kelola Peternakan
Siswanto mencontohkan, di Dapil V Blora yang tak lain tempat kelahirannya, ini kalau bicara soal pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) itu ada 62 persen dari sektor pertanian. Tapi kalau di Dapil V mungkin bisa tinggi lagi dari 85 persen dari penduduk adalah petani."Mereka itu adalah penyumbang PDRB Kabupaten Blora," tegasnya.
Makanya, lanjut Siswanto, dirinya melihat kalau di desa-desa itu untuk pemuda yang angkat pacul (cangkul) semakin menurun. Tetapi mereka lebih senang, anak-anak muda itu merantau.
"Itu kalau saya amati anak-anak di kampung itu sekitar 10 persen merantau. Sehingga perlu edukasi kepada pemuda untuk bagaimana juga harus bertahan di Blora terutama pertanian, di kampung saya orang menanam padi," paparnya.
Menurut Siswanto, yang juga mesti dipikirkan adalah, tidak semua tanah di desa-desa di Blora ini semua cocok untuk ditanami padi. Karena sebagian tanah-tanah tersebut juga tidak cocok ditanami padi. Makanya perlu juga alternatiflain, anak-anak muda selain di sektor pertanian juga di peternakan.
Misalnya, lanjut Siswanto, anak-anak muda itu diajari panen padi, cabe, tanam tomat. Tanam semangka semangka, melon dan juga mengajari untuk berbisnis. Kemudian juga anak-anak muda diajari untuk beternak sapi, kambing dan lainnya.
Dengan kondisi Kabupaten Blora tak hanya di sektor pertanian, sehingga ada yang satu hektare selain padi juga tanaman lain. Misalnya dalam satu hektare itu tidak hanya padi tapi juga ditanami cabe.
Contoh ada tanaman cabe satu hektare menghasilkan Rp75 juta, ada yang Rp30 juta ada yang Rp25 juta per hektare, jadi bermacam-macam.
"Maka kita harus cerdas, permodalan apa yang cocok, edukasi jaringan permodalan yaitu dengan apa yang paling murah, mudah kita edukasi ke sana, juga marketing," tandasnya.