MEMANGGIL.CO Sejarah Lasem diwarnai oleh perjuangan rakyat melawan kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada pertengahan abad ke-18.
Perang Kuning yang berlangsung pada tahun 1750 menjadi puncak perlawanan tersebut, dengan Raden Panji Margono, Oei Ing Kiat, dan Tan Kee Wie sebagai tokoh utama yang memimpin rakyat melawan kekuatan kolonial Belanda.
Pejuang Lasem yang terkenal saat perang melawan VOC adalah:
1. Raden Panji Margono: Pemimpin Pemberontakan
Raden Panji Margono merupakan salah satu pemimpin perlawanan yang paling terkenal dalam Perang Kuning. Ia memimpin pasukan gabungan prajurit Jawa dan etnis Tionghoa untuk melawan VOC.
Keberanian Panji Margono dalam memimpin pertempuran membuatnya dihormati sebagai simbol perlawanan rakyat Lasem.
Di bawah kepemimpinannya, pasukan pemberontak mampu mengorganisir serangan-serangan yang cukup merepotkan pihak Belanda.
Namun, meskipun memiliki semangat juang yang besar, kekuatan militer Belanda yang lebih modern dan terorganisir dengan baik menjadi tantangan berat bagi Panji Margono dan pasukannya.
Meskipun akhirnya kalah dalam peperangan, kontribusi dan dedikasinya dalam melawan penjajahan tetap dikenang oleh generasi penerus.
2. Oei Ing Kiat: Pemimpin Etnis Tionghoa yang Tangguh
Oei Ing Kiat, atau dikenal juga sebagai Tumenggung Widyaningrat, adalah tokoh penting lainnya dalam perlawanan ini.
Ia merupakan pemimpin komunitas Tionghoa di Lasem yang memainkan peran besar dalam mengorganisir masyarakat Tionghoa untuk bergabung dalam pemberontakan.
Oei Ing Kiat juga terlibat dalam mendukung imigrasi etnis Tionghoa ke Lasem setelah peristiwa Geger Pacinan di Batavia pada tahun 1740, di mana banyak warga Tionghoa melarikan diri dari kekerasan yang dilakukan oleh VOC di Batavia.
Kolaborasi antara komunitas Tionghoa dan pribumi Jawa di bawah kepemimpinan Oei Ing Kiat dan Panji Margono menunjukkan kekuatan solidaritas lintas etnis dalam melawan penindasan.
Peran Oei Ing Kiat dalam menyatukan kedua komunitas ini menjadi salah satu faktor penting dalam memperkuat perlawanan terhadap VOC di Lasem.
3. Tan Kee Wie: Pemimpin Pasukan Laut
Selain Panji Margono dan Oei Ing Kiat, Tan Kee Wie juga menjadi tokoh penting dalam perlawanan rakyat Lasem. Sebagai pemimpin pasukan laut, Tan Kee Wie berperan dalam mengatur serangan terhadap pos-pos Belanda di sepanjang pesisir.
Kolaborasinya dengan Panji Margono dan Oei Ing Kiat memperkuat strategi perlawanan yang melibatkan serangan dari darat dan laut.
Meskipun pada akhirnya pasukan Tan Kee Wie harus menghadapi kekalahan, keberaniannya dalam mengatur taktik perang laut melawan VOC meninggalkan jejak heroik dalam sejarah perlawanan rakyat Lasem.
Konteks Perang Kuning
Perang Kuning di Lasem merupakan bagian dari rangkaian perlawanan rakyat terhadap kekuasaan VOC, yang dipicu oleh penindasan dan eksploitasi yang dilakukan oleh Belanda.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan ekonomi VOC, serta adanya kolaborasi antara etnis Tionghoa dan penduduk lokal, menciptakan fondasi kuat untuk perlawanan bersenjata.
Setelah kedatangan imigran Tionghoa ke Lasem pasca Geger Pacinan, hubungan antara kedua komunitas semakin erat, yang memicu solidaritas dalam melawan penjajahan.
Perlawanan ini, meskipun pada akhirnya mengalami kekalahan, mencerminkan semangat juang yang tak tergoyahkan dari masyarakat Lasem dalam mempertahankan kedaulatan mereka.
Meskipun Perang Kuning berakhir dengan kekalahan, perjuangan Raden Panji Margono, Oei Ing Kiat, dan Tan Kee Wie tetap menjadi bagian penting dari sejarah perlawanan rakyat Lasem terhadap penjajahan VOC.
Kolaborasi lintas etnis dan semangat juang mereka menjadi simbol kekuatan dan persatuan dalam melawan penindasan. Hingga hari ini, nama-nama mereka terus dikenang sebagai pahlawan yang berjuang demi kebebasan dan kemerdekaan Lasem.
Penulis: Alweebee
Editor: Anwar