MEMANGGIL.CO -  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti baru-baru ini mengemukakan rencana inovatif untuk sistem pendidikan di Indonesia dengan memperkenalkan kurikulum baru yang disebut deeplearning atau pembelajaran mendalam, menggantikan Kurikulum Merdeka.

Konsep deeplearning ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan pendidikan masa kini, yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan memahami pelajaran secara lebih komprehensif daripada sekadar menghafal informasi.

Kurikulum deeplearning bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih dalam dengan pendekatan yang komprehensif. Tiga konsep utama dalam deeplearning adalah mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning, yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus mendorong partisipasi aktif siswa.

1. Mindful Learning 

Pendekatan mindful learning mengedepankan kesadaran bahwa setiap siswa memiliki keunikan dalam cara belajar mereka. Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan siswa yang berbeda, guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang responsif. Dalam pembelajaran mindful, siswa tidak sekadar mendengarkan, tetapi juga dilibatkan secara aktif untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi materi.

Misalnya, ketika mengajarkan tentang air, guru tidak hanya menjelaskan fungsi air secara umum tetapi juga membahas peran air dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Ini bertujuan untuk melibatkan siswa lebih mendalam dan mendorong mereka untuk mengklasifikasi dan memahami konsep dengan lebih baik.

2. Meaningful Learning

Dalam konsep meaningful learning, siswa diajak memahami alasan di balik materi yang mereka pelajari. Tujuannya agar siswa tidak hanya menerima informasi mentah, tetapi juga memahami manfaat yang lebih luas. Ketika siswa mengetahui bahwa materi pelajaran tersebut akan berguna dalam kehidupan sehari-hari mereka, motivasi belajarnya akan meningkat.

Guru memiliki peran penting dalam menjelaskan relevansi materi dengan kehidupan nyata. Misalnya, ketika mengajarkan matematika, guru dapat menunjukkan bagaimana keterampilan matematika diperlukan dalam manajemen keuangan atau bidang teknologi. Dengan memahami konteks ini, siswa dapat lebih menghargai materi yang diajarkan karena mereka melihat kegunaannya.

3. Joyful Learning

Joyful learning menekankan pada pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa merasa antusias. Berbeda dengan fun learning yang sering kali hanya berfokus pada aktivitas-aktivitas yang menghibur, joyful learning bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan karena siswa memahami manfaat dari apa yang mereka pelajari.

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengajak siswa berpartisipasi dalam proyek nyata, diskusi interaktif, atau kegiatan praktis. Misalnya, dalam pelajaran IPA, guru bisa menyajikan eksperimen yang menarik dan relevan untuk memperkenalkan konsep ilmiah. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan siswa sehingga mereka belajar dengan lebih aktif dan memahami materi dengan lebih baik.

Implementasi dan Tantangan

Sebetulnya, prinsip-prinsip seperti mindful, meaningful, dan joyful learning sudah menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka. Namun, konsep deeplearning dirancang untuk memberikan penyempurnaan agar lebih sesuai dengan tuntutan pendidikan modern. Kurikulum ini direncanakan akan mulai diterapkan pada tahun 2025. Meski demikian, pertanyaan tentang nasib Kurikulum Merdeka saat ini masih menggantung, apakah akan tetap dijalankan atau diintegrasikan ke dalam kurikulum yang baru.

Peran Guru dalam Implementasi Kurikulum Deeplearning

Tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan kurikulum baru ini sangat bergantung pada guru sebagai pelaksana. Selain membutuhkan dukungan dari sisi kurikulum, guru juga harus siap untuk terus beradaptasi dengan perubahan. Mereka perlu meningkatkan kompetensi, baik dalam pemahaman teori maupun dalam penerapan teknologi pembelajaran yang relevan. Dengan demikian, pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi guru menjadi hal yang krusial agar kurikulum deeplearning ini dapat berjalan dengan efektif.

Di sisi lain, perubahan mindset juga diperlukan agar guru tidak hanya berfokus pada pencapaian hasil akademik semata, tetapi juga pada pengembangan soft skills yang mendukung siswa dalam menghadapi tantangan di era globalisasi.

Masa Depan Pendidikan Indonesia dengan Kurikulum Deeplearning

Terlepas dari tantangan yang ada, banyak pihak berharap bahwa kurikulum deeplearning ini dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan pendekatan yang lebih mendalam, diharapkan siswa tidak hanya pandai dalam menghafal, tetapi juga memiliki keterampilan berpikir kritis dan mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan kurikulum ini juga mencerminkan harapan pemerintah untuk mencetak generasi muda yang siap bersaing di tingkat global. Di era yang semakin kompleks ini, siswa membutuhkan keterampilan yang dapat membantu mereka menghadapi dunia kerja dan tantangan sosial dengan lebih percaya diri. Maka dari itu, penerapan kurikulum baru ini diharapkan dapat mendorong lahirnya generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berdaya saing tinggi dan berwawasan luas.

Sambil menunggu keputusan akhir dari Mendikdasmen, guru, siswa, dan masyarakat perlu mempersiapkan diri untuk menyambut perubahan ini. Diharapkan dengan kurikulum deeplearning, pendidikan Indonesia bisa mencapai standar yang lebih baik, yang pada akhirnya akan menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan siap menghadapi berbagai tantangan.

Penulis: Alweebee

Editor: Anwar