MEMANGGIL.CO - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali melanda Kabupaten Blora. Berdasarkan data yang dihimpun Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora,  jumlah sapi yang terinfeksi mencapai 447 ekor sejak 1 Desember 2024 hingga 7 Januari 2025.

Kepala Dinas DP4 Blora, Ngaliman, menjelaskan bahwa pihaknya segera menindaklanjuti setiap laporan kasus PMK yang diterima, baik melalui laporan langsung maupun dari petugas kesehatan hewan di lapangan.

"Kami mendatangi peternak yang terdampak, memberikan pengobatan pada ternak, dan juga memberikan edukasi terkait penanganan PMK," ujarnya kepada tim Memanggil.co, Rabu (8/1/2025).

Selain itu, DP4 juga bekerja sama dengan perangkat desa setempat untuk memperluas edukasi kepada masyarakat.

Dampak Ekonomi yang Signifikan

Dikatakan, wabah PMK ini memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi peternak.

"Nilai jual ternak menjadi turun drastis. Selain itu, kondisi ternak yang terinfeksi akan mengalami penurunan berat badan, dan pada kasus yang parah, ternak bisa ambruk bahkan mati," jelasnya.

Sebagai upaya mengurangi dampak ini, pemerintah melalui DP4 memberikan pelayanan gratis, termasuk pengobatan bagi ternak yang terinfeksi PMK.

"Kami juga membagikan desinfektan dan melakukan vaksinasi PMK dengan bantuan dari Kementerian Pertanian, meskipun jumlahnya terbatas," tambah Ngaliman.

Langkah Tanggap Jika Kasus Terus Merebak

Jika penyebaran PMK terus meluas, lanjutnya, DP4 berencana untuk melibatkan lebih banyak pihak dalam penanggulangan wabah ini.

"Kami akan bekerja sama dengan masyarakat, pemerintah desa dan kecamatan, serta melibatkan TNI dan Polri dalam upaya bersama untuk menanggulangi wabah ini," tegas Ngaliman.

Ia menuturkan, salah satu langkah yang diusulkan adalah pengendalian lalu lintas ternak dan kemungkinan penutupan pasar hewan guna mencegah penyebaran lebih lanjut.