MEMANGGIL.CO - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Blora bersama berbagi pihak melakukan peninjauan ke lokasi tanah longsor yang terjadi di Dukuh Bulak, Desa Pilang, Kecamatan Randublatung.

Adapun peninjauan ini dilakukan untuk mengkaji tingkat kerusakan dan menentukan langkah penanganan yang cepat dan tepat.

Kami melakukan peninjauan pada Jumat, 31 Januari 2025, bersama Ibu Plt. Kalaksa BPBD Blora dan jajaran untuk mengkaji tingkat keparahan kerusakan, ujar Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Blora, Surat, Sabtu (1/2/2025).

Hasil kajian tersebut memutuskan bahwa penanganan darurat harus segera dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Pada hari yang sama, penanganan darurat dimulai dengan pemasangan turap kayu untuk mengurangi dampak longsor dan mencegah terjadinya longsor susulan. Penanganan ini dilakukan dengan cepat untuk melindungi tiga rumah warga yang terancam amblas akibat longsoran tanah sepanjang 50 meter.

Longsor Potensial Rusak Rumah Warga

Longsor yang terjadi di sempadan sungai Wulung tersebut berpotensi merusak rumah-rumah warga di lokasi.

Panjang longsoran ini sekitar 50 meter, dengan 25 meter yang sangat parah, mengancam langsung tiga rumah yang terancam amblas, kata Surat.

Penanganan darurat dengan turap kayu dilakukan sebagai langkah awal, bekerja sama dengan BBWS Solo dan Pemdes setempat.

Kami berharap langkah ini dapat mencegah kerusakan lebih parah dan longsor tidak terulang, ujar Surat.

Pemerintah Kabupaten Blora juga telah mengkoordinasikan langkah penanganan lanjutan dengan BBWS Bengawan Solo untuk memastikan perbaikan jangka panjang, meskipun anggaran pemeliharaan sungai tahun ini terbatas.

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat

Dalam penanganan darurat ini, berbagai pihak terlibat secara kolaboratif. Selain DPUPR Blora, BBWS Bengawan Solo dan Pemdes Desa Pilang juga ikut serta.

Pemerintah desa menyediakan tanah urug, sementara Dinas PUPR menyediakan alat berat dan turap kayu. Kerja sama ini juga melibatkan masyarakat setempat yang membantu dalam pelaksanaan pekerjaan.

Penanganan ini dilakukan dengan gotong royong antar berbagai pihak untuk memastikan kelancaran penanganan bencana, ujar Kepala Desa Pilang Suyatno.

Imbauan untuk Warga

ISurat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Ia juga mengingatkan agar pembangunan perumahan di sekitar sempadan sungai harus mempertimbangkan potensi bencana tanah longsor.

Kami terus berkoordinasi agar langkah penanganan permanen bisa segera dilakukan, tegasnya

Bantuan untuk Warga Terdampak

Sebagai bagian dari upaya meringankan beban warga terdampak, Plt. Kalaksa BPBD, juga memberikan bantuan berupa sembako, perlengkapan darurat, dan terpal.

Kami berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban warga yang terkena dampak bencana, kata Mulyowati.

Suyatno menambahkan, kejadian longsor ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, pada tahun 2014, bencana serupa juga terjadi.

Sekarang ada enam kepala keluarga yang terancam rumahnya, tetapi tidak ada korban jiwa, ujarnya.

Pemerintah desa, lanjutnya, telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk penanganan lebih lanjut, dan Dinas Perkim Kabupaten Blora juga akan memberikan bantuan bedah rumah untuk warga yang terdampak.