MEMANGGIL.CO Harga hasil tani yang fluktuatif menjadi permasalahan serius bagi petani di Kabupaten Bojonegoro.
Menanggapi hal ini, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono bersama Wakil Bupati Nurul Azizah mengambil langkah konkret untuk memperkuat hubungan antara petani lokal dan pengepul (offtaker), guna menciptakan stabilitas harga dan keberlanjutan pasar.
Dikatakan, pada Januari 2025, harga gabah kering panen (GKP) di Kecamatan Trucuk turun drastis dari Rp 6.500 menjadi Rp 6.000 per kilogram. Tak hanya itu, harga jagung pipilan kering di Kecamatan Dander sempat terjun bebas, dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.000 per kilogram pada April 2024. Kondisi ini semakin diperburuk oleh kelangkaan bibit dan pupuk, serta kehadiran tengkulak dan spekulan yang membeli hasil tani petani di bawah harga pokok penjualan (HPP).
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berkolaborasi dengan PT ID Food dan PT Great Giant Foods (GGF), membentuk kemitraan untuk memfasilitasi kontrak pembelian langsung dari petani. Kerja sama ini bertujuan menciptakan saluran distribusi hasil tani yang lebih efisien dan memudahkan petani dalam proses penjualan.
"Kolaborasi ini sangat penting untuk menjaga kestabilan penjualan pascapanen. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Great Giant Foods, untuk mengembangkan kebun pisang Cavendish. Program ini tidak hanya memberi akses bibit unggul, tetapi juga pelatihan, pendampingan, dan perluasan pasar untuk petani," kata Bupati Wahono, ditulis Rabu (26/2/2025).
Dijelaskan, PT GGF tengah mempersiapkan pengembangan perkebunan pisang Cavendish di Bojonegoro, dengan luas lahan mencapai 10 hektar yang akan dikelola bersama petani lokal. Selain itu, perusahaan tersebut juga berkomitmen menyediakan bibit tanaman unggul yang bisa ditanam oleh petani di lahan mereka.
"Dengan pembelian langsung hasil tani oleh PT GGF, diharapkan para petani tidak perlu lagi khawatir dengan proses penjualan yang kerap menurunkan harga," ujarnya.
Di sisi lain, kerja sama dengan PT ID Food juga menghadirkan program Pasar Murah Bahan Pokok Pangan yang akan dilaksanakan di beberapa titik di Bojonegoro. Program ini bertujuan untuk memberikan akses mudah dan terjangkau bagi masyarakat terhadap bahan pangan.
Tak hanya itu, BUMN ini juga berencana untuk mengakuisisi produsen minyak lokal di Bojonegoro sebagai pemasok bahan baku minyak goreng "MinyaKita" serta memberikan pendampingan kepada petani lokal melalui penyuluhan dan pelatihan.
Ia berharap berbagai inisiatif ini dapat menikmati stabilitas harga pasar serta alur distribusi hasil tani yang lebih menguntungkan.
"Kami berharap hasil panen petani dapat difasilitasi dengan harga yang kompetitif dan lebih menguntungkan melalui program ini," tambah Bupati Wahono.