MEMANGGIL.CO Memasuki puncak musim panen, Bupati Blora Arief Rohman, meminta Gudang Bulog Blora untuk memaksimalkan serapan gabah petani sesuai dengan harga pokok penjualan (HPP) yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 6.500 per kilogram (Kg) gabah kering panen (GKP).

Permintaan tersebut disampaikan Bupati Arief saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Swasembada Pangan Lintas Sektoral di Kantor Bupati Blora, Senin (17/3/2025).

Bupati Arief mengungkapkan, bulan Maret diprediksi menjadi puncak musim panen di Blora. Oleh karena itu, ia meminta Gudang Bulog Blora untuk memaksimalkan penyerapan gabah petani.

"Jika kapasitas gudang terbatas, bisa bekerja sama dengan pengusaha lokal Blora melalui kerjasama dengan Bulog," katanya.

Selain itu, Bupati Arief juga meminta agar Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora segera mengumpulkan pengusaha beras lokal yang memiliki gudang beras, untuk membantu Bulog dalam penyerapan gabah.

DP4 Komitmen Optimalisasi Penyerapan Gabah

Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora juga menanggapi situasi ini dengan komitmen untuk mendukung optimalisasi penyerapan gabah petani.

Kepala DP4 Blora, Ngaliman, mengungkapkan bahwa pihaknya akan memastikan proses pengolahan gabah yang dilakukan oleh Bulog dapat berjalan lancar, serta akan membantu petani dalam menghadapi kendala yang mungkin timbul selama musim panen.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan Bulog untuk memaksimalkan serapan gabah dan menjaga kestabilan harga agar para petani tetap mendapatkan keuntungan yang sesuai, ujar Ngaliman.

Respons Bulog

Menanggapi hal tersebut, Wakil Pimpinan Cabang Bulog Pati yang membawahi Gudang Bulog Blora, Adi Pratama, menjelaskan bahwa kapasitas serapan gabah di Gudang Bulog Blora terbatas, yakni hanya 80 ton per hari.

Sementara itu, dalam musim panen ini, Blora bisa menghasilkan hingga 150 ton gabah per hari.

"Memang kapasitas gudang terbatas dan SDM kami juga terbatas. Gabah kering panen tidak bisa langsung disimpan tanpa diproses, karena bisa berkecambah. Proses pengolahan membutuhkan waktu agar gudang dapat menampung gabah baru lagi," jelas Adi.