MEMANGGIL.CO - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Muti, memastikan bahwa penjurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa kembali diberlakukan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kebijakan ini diambil guna menunjang program Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang menggantikan Ujian Nasional (UN) sebagai alat ukur capaian pembelajaran siswa secara lebih akurat.

Meski menuai sorotan publik karena dinilai tergesa-gesa, kebijakan ini juga mendapatkan dukungan dari sejumlah kalangan, termasuk akademisi dan sastrawan muda daerah.

Guru Besar Bahasa Indonesia UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, Abdul Wahid BS, menyambut baik keputusan tersebut.

Kalau benar akan ada lagi Jurusan Bahasa Indonesia di SMA, itu hal bagus bagi anak bangsa, sebab akan banyak pilihan bidang keahlian sejak awal di SMA. Selain itu, Gerakan Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia akan lebih nyata, ungkapnya, ditulis Kamis (24/4/2025).

Hal senada juga disampaikan oleh sastrawan muda sekaligus pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas, Aditya Setiawan. Ia menilai bahwa kebijakan ini sangat relevan dengan tantangan zaman.

Bagi saya, kembalinya jurusan bahasa di SMA sangat bagus, mengingat perkembangan digitalisasi sangat pesat, apalagi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Bisa jadi, jurusan bahasa Indonesia di SMA menjadi jantungnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, tuturnya.

Kembalinya jurusan bahasa Indonesia bisa mengembalikan martabat bahasa nasional. Dengan mencintai bahasa Indonesia secara utuh, meningkatkan minat membaca, menulis, menyimak, dan berbicara secara baik," tambahnya.

Namun demikian, ia juga menggarisbawahi tantangan besar yang harus dihadapi dalam pembelajaran bahasa di era digital.

Tantangan paling kuat adalah perkembangan teknologi AI yang semakin pesat dan cerdas. Sebagai perantara pembelajaran bahasa Indonesia, pengajar harus pandai mengatur anak didik agar tidak mentah-mentah memanfaatkan teknologi, ujarnya.