Surabaya, MEMANGGIL.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa sebanyak 300 warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah dievakuasi ke sejumlah lokasi pengungsian menyusul letusan Gunung Semeru dan kenaikan status aktivitas vulkanik menjadi Awas (Level IV).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang resmi menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana selama tujuh hari ke depan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu malam, 19 November 2025, bahwa ratusan warga yang mengungsi berasal dari tiga desa yang berada di wilayah rawan erupsi. Desa tersebut yakni Supit Urang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.
"Data sementara tercatat sebanyak 300 warga mengungsi. Namun, pendataan masih terus dilakukan oleh tim petugas gabungan di lapangan," ujar Abdul Muhari.
BNPB memastikan bahwa para warga telah dievakuasi sementara ke beberapa titik aman yang telah disiapkan petugas gabungan, meliputi Balai Desa Oro-Oro Ombo, Balai Desa Penanggal, dan Gedung SD 2 Supiturang, Pronojiwo
Abdul Muhari menjelaskan, Status Tanggap Darurat Bencana yang ditetapkan Pemkab Lumajang berlaku mulai 19 hingga 26 November 2025.
"Hal ini diharapkan agar pos komando (posko) penanganan darurat dapat segera diaktifkan dan penanganan dampak bencana dapat berjalan secara efektif di lapangan," katanya.
Peningkatan status aktivitas Gunung Semeru dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) diputuskan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setelah erupsi besar terjadi pada pukul 16.00 WIB. Dalam erupsi tersebut, tinggi kolom letusan teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Gunung Semeru juga melepaskan awan panas guguran yang meluncur hingga tujuh kilometer dari puncak. Kolom abu terpantau berwarna kelabu dengan intensitas tebal, bergerak ke arah utara dan barat laut.
Aktivitas erupsi terekam jelas pada seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi panjang mencapai 16 menit 40 detik.
Hingga kini, tim gabungan terus melakukan pemantauan kondisi vulkanik dan memastikan seluruh warga di wilayah rawan telah berada di zona aman, sembari menyiapkan langkah-langkah penanganan lanjutan selama masa tanggap darurat berlangsung.