Blora, MEMANGGIL.CO– Di sebuah rumah sederhana di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, seorang pemuda berusia 24 tahun menyimpan kisah yang tak biasa. Namanya Igo Ilham Sampurno atau akrab disapa Igo seorang dalang muda yang perjalanan hidupnya sudah menyatu dengan seni wayang kulit sejak ia bahkan belum mengerti makna sebuah cerita.
Yang membuat banyak orang terperangah, Igo mulai belajar mendalang sejak usia balita. Ketertarikan itu muncul karena ia setiap hari melihat sang kakek, seorang dalang kondang di kampungnya, memainkan wayang dengan suara yang tegas dan penuh wibawa.
“Belajar menjadi dalang sejak TK. Awalnya tertarik karena sering melihat kakek saya seorang dalang juga,” tutur Igo saat dihubungi melalui pesan singkat, Blora, Jawa Tengah, Rabu (3/12/2025).
Mewarisi Tradisi, Mengawinkan Dengan Era Digital
Perjalanan panjang Igo sebagai dalang membuatnya memahami bahwa tantangan zaman kini bukan lagi soal memahami karakter wayang, melainkan bagaimana memperkenalkan budaya itu kepada generasi baru yang hidup dalam dunia serba digital.
“Tantangan dalang sekarang itu mengikuti era digital dan media sosial. Kita harus memperkenalkan ke masyarakat luas bahwa wayang kulit tidak melulu tradisi. Bisa dikembangkan sesuai generasi,” jelasnya.
Igo aktif membuat konten, mengunggah potongan pementasan, hingga melakukan kolaborasi kreatif di platform digital. Baginya, dunia maya adalah panggung baru untuk budaya Indonesia bertahan.
Kesenian yang Hidup, Bisa Berubah, Bisa Berkembang
Igo juga tidak segan mengeksplorasi format pertunjukan. Ia sering menggabungkan wayang kulit dengan musik kontemporer hingga dramateater, menjadikannya tontonan yang lebih segar tanpa menghilangkan akar tradisinya.
“Setiap tokoh sebenarnya mudah dibawakan. Yang penting dalangnya mengikuti karakter wayang, bukan wayang mengikuti dalang,” ucapnya tegas.
Mimpi Besar: Mendirikan Sanggar Kesenian untuk Generasi Muda
Meski jadwalnya padat karena pementasan wayang sering berlangsung hingga larut malam Igo tetap menata masa depan. Ia ingin mendirikan sanggar kesenian agar anak-anak muda di Blora bisa melihat langsung betapa kayanya budaya Indonesia.
“Rencananya nanti saya ingin buka sanggar. Biar generasi muda tahu, ini loh budaya Indonesia,” ujarnya penuh harap.
Membagi waktu antara pentas, aktivitas sehari-hari, dan latihan memang tidak mudah. “Kalau pagi sering mengantuk, soalnya sering pentas malam. Tapi semua kembali ke bagaimana kita membagi waktu,” tambahnya sambil tertawa kecil.
Dari Blora Mengudara ke Dunia Internasional
Igo tidak hanya tampil di Jawa Tengah. Ia sudah beberapa kali pentas lintas daerah, bahkan kini sedang membawa nama Indonesia di panggung dunia. Saat ini, ia tengah tampil di Kota Nanchong, China, memperkenalkan wayang Thengul Blora kepada penonton internasional.
Keberangkatan Igo ke luar negeri menjadi bukti bahwa kesenian tradisi tidak pernah benar-benar mati. Ia hanya menunggu generasi yang tepat untuk kembali menyuarakannya.