MEMANGGIL.CO - Ketua Paguyuban Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Banjarejo, Kabupaten Blora, Helmi Hidayat mengaku, prihatin soal gelaran Pilkades serentak Blora penuh dengan politik uang.

Pemangku kepentingan dinilai tak mampu membendung adanya politik uang yang merajalela itu diberbagai desa yang menggelar Pilkades serentak.

Helmi, demikian disapa, mendapati laporan dari para BPD yang tersebar di Blora bahwa hampir merata para calon Kades membeli suara masyarakat. Nilainya pun mencengangkan.

"Di lapangan do nukoni suara sampai Rp 1 juta. Tapi rata-rata do nukoni suara Rp 300 ribu untuk 1 pemilih," bebernya blak-blakan kepada Memanggil.co, Minggu (09/07/2023).

Yang tak habis dirinya pikir, lanjut Helmi, istilah tersebut (nukoni suara) dianggap uang saku untuk nyoblos sebagai pengganti kerja dalam sehari.

Menurutnya, pemangku kepentingan seolah tutup mata terkait perihal yang sudah menjadi tradisi itu.

"Diumbarke, yen kui diketati, penjara bakal kebak (penuh). Makanya dibiarkan kayak angin lewat," ucap Helmi.

Dalam kesempatan ini, Helmi juga mengaku, tak habis pikir dengan calon Kades yang terpilih maupun tidak terpilih.

"Ngunuku do golek ijol ko ngendi, ujung-ujunge ya podo korupsi (Seperti itu pada cari ganti dari mana, ujung-ujungnya ya pada korupsi)," katanya.

Fakta Pilkades Serentak Blora Jadi Ajang Taruhan

[caption id="attachment_5406" align="alignnone" width="1280"] Suasana Pilkades serentak Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Sebelumnya diberitakan tentang fakta Pilkades serentak Blora jadi ajang taruhan para botoh dari Trengggalek, Tulungagung, Sragen hingga Pati.

Adanya fakta itu, seorang warga Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Supri (45) mengaku kedatangan sejumlah orang dari beberapa daerah asal Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mereka adalah para botoh Pilkades.

Pemilik warung kopi dan jajanan itu bisa bercerita lantaran botoh-botoh tersebut mengaku sendiri kepadanya. Mereka sengaja beberapa kali seperti mendatangi Desa Brumbung, Kecamatan Jepon, untuk mengukur seberapa kuat massa calon Kades yang ikut Pilkades.

Kemarin botoh-botoh ke sini tiga kali. Survei kekuatan massa calon Kades, ungkap Supri.

Ia menyebut para botoh Pilkades itu berasal dari luar daerah meliputi dari Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah.

Botoh dari Trengggalek, Tulungagung, Sragen dan Pati pada ke sini untuk ngopi. Cerita sengaja mendatangi desa-desa yang menggelar Pilkades untuk taruhan, katanya.