MEMANGGIL.CO - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membeli pesawat terbang (fixed wing) Boeing 736-800NG untuk kepentingan masyarakat Indonesia. Pesawat tersebut kondisinya tidak baru alias bekas.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho, pengadaan pesawat terbang tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak dalam rangka polisi melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan dan pengamanan.

"Ataupun tugas dalam rangka menjalankan misi-misi yang terkait dengan tugas kepolisian lain," ujar Sandi di Lapangan Tembak Perbakin, Jakarta, Sabtu (15/07/2023).

Ia menegaskan bahwa pesawat terbang Boeing 737-800 NG P-7301 ini bukan untuk ajang bermewah - mewahan. Sebab pengadaan pesawat bekas tersebut sudah sesuai ketentuan yang berlaku dan diasistensi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Pesawat itu memang diadakan oleh Polri berdasarkan kerja sama dengan stakeholder terkait, misalnya kami juga dengan BPK dalam rangka proses pengadaan, jangan sampai ada kesalahan dari awal, konsultannya dari BPK," ujarnya dilansir dari Antara.

Selain itu, pengadaan pesawat bekas ini juga imbas dari peraturan penerbangan sipil yang berbeda dengan aturan kepolisian ataupun militer.

Sandi kemudian mencontohkan, apabila personel ditugaskan ke daerah konflik, bencana ataupun yang lainnya, tidak boleh menggunakan senjata api dan kelengkapannya.

"Untuk kendaraan, peralatan dan lainnya itu harus melalui sarana angkut lainnya, sehingga dua kali kerja. Intensitasnya juga tidak bisa kami tentukan, kadang sering, kadang tidak," ujarnya.

Sementara itu, penerbangan umum harus mengikuti penerbangan sesuai jadwal, sehingga hal inilah yang menjadi pertimbangan pada sisi biaya yang cukup besar dalam mengangkut pasukan dengan pesawat komersial.

Oleh karena itu, kata dia, hasil keputusan, evaluasi dan koordinasi dengan BPK ataupun stakeholder lainnya membuat Polri memutuskan untuk membeli pesawat sendiri.

Ia mengatakan pesawat tersebut nantinya dapat mengangkut pasukan hingga perlengkapan dengan aturan yang lebih lunak, sehingga apabila pindah ke tempat lainnya juga bisa dilaksanakan secepatnya tanpa harus mengikuti jadwal pesawat sipil.

Saat ditanya awak media mengenai opsi pembelian pesawat bekas kecil, Sandi beralasan setiap kegiatan pasukan diikuti oleh satu kompi. Kondisi inilah yang membuat Polri membeli pesawat bekas boeing agar mampu mengangkut personel yang banyak.

"Kalau pesawat kecil nanti tidak cukup, harus bolak-balik kan wasting time, makanya itu dipilihnya pesawat itu," ungkapnya.

Sandi menilai pesawat terbang Boeing 737-800 NG P-7301 dalam kondisi sangat bagus dengan tahun produksi yang belum terlalu lama. Adapun penempatan pesawat dan perawatan lainnya akan berurusan dengan maskapai Garuda Indonesia.

"Itu juga merupakan salah satu opsi yang kami terima masukan dari BPK. Sehingga kalau kami melakukan perawatan sendiri, kemudian mengadakan pilot sendiri, tentunya biaya cukup besar, maka mendapatkan masukan ternyata ada opsi yang bisa untuk perawatan pesawat maupun untuk kelengkapan lainnya," katanya.

Harapan Warga Blora

Mengetahui bahwa Polri membeli pesawat terbang sendiri meskipun kondisinya bekas, warga Blora Huda berharap, agar pesawat terbang tersebut dimanfaatkan di Bandara Ngloram saja.

Alasannya, Bandara Ngloram kembali mangkrak dan perlu perhatian banyak pihak. Selain itu juga sama-sama untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang tinggal di Blora dan sekitarnya.

"Wah, joss. Dakek Blora Pak, biar Bandara Ngloram tidak mangkrak," jawab Huda saat dimintai tanggapannya.

Diketahui, sejumlah petinggi Polri berasal dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Antara lain, yakni Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto, Kepala Divisi (Kadiv) Propam Polri Irjen Pol Syahar Diantono, dan Kasespimma Sespim Lemdiklat Polri Brigjen Pol Mardiyono.

Untuk itu, besar harapan masyarakat Blora semoga Polri memberikan perhatian secara khusus terkait dengan kondisi terkini Bandara Ngloram, Cepu.